"(Pelabuhan Patimban) targetnya kira-kira akan beroperasi tahun depan (2019)," ujar Budi di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (3/5/2018).
Rencananya, salah satu kegiatan yang akan difokuskan di pelabuhan tersebut adalah ekspor produk otomotif nasional ke luar negeri.
Budi berharap dengan keberadaan Pelabuhan Patimban dapat mengefisienkan biaya ekspor produk otomotif Indonesia ke luar negeri.
"Dengan adanya (Pelabuhan) Patimban Indonesia akan menjadi eksportir yang lebih produktif," kata Budi.
Pemerintah Jepang sebelumnya mengucurkan dana sebesar 118,906 miliar yen atau setara sekitar Rp 14,2 triliun sebagai pinjaman dana pembangunan pelabuhan Patimban.
"Nilai pinjaman yen yang ditandatangani merupakan 83 persen dari nilai proyek, karena pengadaan tanah dan pajak tidak jadi objek dalam pinjaman yen," ujar Senior Representative Indonesia Office JICA Tomoyuki Kawabat, saat ditemui di Kedutaan Besar Jepang, Jakarta, Senin (13/11/2017).
Adapun nilai total biaya yang dibutuhkan untuk keseluruhan pembangunan Pelabuhan Patimban diperkirakan mencapai 144 miliar yen atau setara Rp 17,2 miliar.
Keberadaan pelabuhan ini diharapkan mendorong efisiensi bagi industri yang ada di kawasan pesisir utara Jakarta dan Jawa Barat.
Daripada mengirimkan barang melalui Pelabuhan Tanjung Priok dan berisiko tertahan kemacetan, lokasi Pelabuhan Patimban bisa menjadi alternatif yang lebih menarik untuk jalur pengiriman barang menuju dan dari kawasan industri di wilayah itu.
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/05/03/204722326/menhub-targetkan-pelabuhan-patimban-bisa-beroperasi-pada-2019