Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Papua dan Kopi Koteka dari Oksibil

Komoditas kopi dipilih lantaran dianggap cocok untuk dikembangkan di iklim dingin Pegunungan Bintang, Oksibil.

Bupati Oksibil Costan Oktemka menjelaskan, saat ini pihaknya mewajibkan agar tiap kampung yang ada di Oksibil membuka lahan untuk menanam kopi.

"Untuk menggalakkan program tanam kopi ini, kami mewajibkan tiap kampung yang ada di daerah pegununangan membuka lahan tiga hektar untuk ditanami kopi," ucap Costan saat berbincang dengan media di Jakarta, Kamis (3/5/2018).

Saat ini, di Oksibil terdapat 23 distrik yang rata-rata tiap distriknya terdiri atas 7 hingga 10 kampung. Dengan demikian maka diperkirakan saat ini ada sekitar 483 sampai 690 hektar lahan tanaman kopi di Pegunungan Bintang, Oksibil, Papua.

Diperkirakan, dari 1.000 pohon kopi yang bisa ditanam dapat dihasilkan 600 kilogram kopi setiap tahunnya.

Costan mengakui, kopi asal Pegunungan Bintang ini telah memiliki peminat dari luar negeri seperti Australia, Selandia Baru, dan Eropa. Namun, dalam hal pendistribusiannya baru ke wilayah Jayapura saja.

"Sekarang ini masih ke Jayapura saja, karena ini kan baru mulai ditanam sehingga baru akan berbuah tiga tahun lagi. Setelah panen raya pada 2020 kami harapkan bisa ke pulau-pulau lain dan juga ke luar negeri," jelas Costan.

Adapun saat ini Pemkab Oksibil mengemas kopi Pegunungan Bintang dengan brand atau merk Kopi Koteka. Kopi Koteka merupakan serbuk dari biji kopi varietal Timika yang dikemas dalam sebuah kemasan berbentuk koteka.

Costan menyatakan bahwa cara pengemasan yang unik tersebut juga untuk memberikan suatu ciri khas bagi pemasaran kopi asal Oksibil.

Di sisi lain, roaster Curious People Coffee Hideo Gunawan yang telah melanglang buana mencari kopi di Papua menjelaskan, kopi produksi masyarakat Pegunungan Bintang, Oksibil adalah satu yang terbaik di Papua.

"Selain jenisnya dari varietal Timika, kopi Oksibil ditanam di ketinggian 1.900 sampai 2.000 meter di atas permukaan laut. Menurut teori kopi yang saya pelajari, kalau kopi ditanam di atas ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut maka itu rasanya enak banget," tutur Hideo.

Lebih lanjut Hideo menjelaskan, hawa dingin dengan suhu berkisar 18-23 derajat celcius membuat biji kopi Oksibil matang sempurna. Selian itu, kopi-kopi yang ditanam di Oksibil juga tak banyak terkena sinar matahari dan hal tersebut sangat bagus untuk perkembangan biji kopi.

"Untuk jenis Arabika Timika, semakin berada di dataran tinggi dan tak terkena sinar matahari maka biji kopi yang dihasilkan semakin bagus," imbuhnya.

Di sisi lain, Pemkab Oksibil juga turut memberikan pembiayaan bagi masyarakat untuk bisa menanam dan mempopulerkan kopi koteka tersebut.

Sebanyak 20 koperasi yang ada di Pegunungan Bintang diberikan dana masing-masing tak kurang dari Rp 100 juta guna pengembangan kopi mulai dari proses penanaman hingga pengolahan biji kopi.

Nihil Bantuan

Beberapa waktu lalu, Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Darmin Nasution telah meluncurkan sebuah buku Roadmap Kopi untuk memandu strategi pengembangan kopi domestik yang pertumbuhannya selama lima tahun menembus angka 6,3 persen.

Meski mengalami pertumbuhan, produksi kopi di Indonesia masih kalah telak dari Vietnam. Produktivitas kopi Indonesia yang memiliki lahan perkebunan 1,2 juta hektar masih kalah dibanding Vietnam yang hanya memiliki luas kebun kopi 630.000 hektar.

Produksi kopi Indonesia 500 kilogram kopi per hektar sementara di Vietnam 2,7 juta ton kopi per hektar. 

"Untuk itu pemerintah berupaya untuk menggerakan kepedulian lebih terhadap kopi dengan cara mengembangkan bibit kopi dengan baik, melakukan penanaman bibit kopi yang tepat untuk jenis tertentu sesuai dengan keadaan wilayah di Indonesia, dan memperbaiki produktivitas kopi melalui buku Roadmap Kopi," jelas Darmin, akhir April silam.

Namun demikian, pemerintah pusat diakui Bupati Oksibil Costan Oktemka belum memberikan bantuan langsung untuk pengembangan produksi kopi di Pegunungan Bintang, Oksibil.

"Bantuan dari pemerintah pusat belum ada. Sementara dari kabupaten saja. Sejauh ini kami masih bisa handle sendiri kalau soal pengembangan kopi," terang Costan.

Bantuan dari pemerintah pusat, lanjut Costan, sampai saat ini adalah perihal pembangunan infrastruktur. Maka dari itu, dirinya berharap agar pemerintah pusat bisa dengan cepat menambah berbagai macam infrastruktur seperti jalan, lapangan terbang, listrik, dan lain-lain di Oksibil.

"Untuk pemerintah pusat lebih ke pembangunan infrastruktur, sebab kalau infrastruktur enggak terbangun, akan berdampak pada distribusi kopi dan juga bisa memudahkan penjualan kopi dari tangan masyarakat," tandas Costan.

Caption: Produk Kopi Koteka asal Pegunungan Bintang, Oksibil, Papua saat dipamerkan di sebuah kedai kopi di Jakarta, Kamis (3/5/2018).

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/05/04/111100926/papua-dan-kopi-koteka-dari-oksibil

Terkini Lainnya

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Whats New
Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Whats New
Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Whats New
Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Work Smart
Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke