Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Masyarakat Mulai Tukar Uang Pecahan Kecil untuk Lebaran

Salah satu yang ramai dikunjungi masyarakat yakni di kawasan IRTI Monas, Jakarta Pusat. Di lokasi ini terdapat 14 mobil dari berbagai bank.

Panitia mengatur sedemikian rupa agar masyarakat tidak berdesak-desakan saat menukar uang. Syaratnya mudah, tinggal memperlihatkan kartu tanda penduduk dan mengantre sesuai nomor urut untuk menukar uang.

Petugas menyiapkan sekitar 1.000 nomor urut dan memanggil setiap 10 orang secara bergiliran. Warga diminta menyebar ke mobil penukaran uang yang masih kosong agar tak terjadi penumpukan.

Padahal, Lebaran masih lama. Namun, animo masyarakat menukar uang di awal bulan puasa cukup tinggi.

Salah satu warga yang datang, Linda, ikut mengantre di barisan belakang untuk menukar uang. Ia membawa uang Rp 1,4 juta untuk ditukar ke pecahan Rp 5.000 dan Rp 2.000.

"Kalau nukar uang di sini kan pasti uang baru," kata Linda kepada Kompas.com, Rabu (22/5/2018).

Linda bergeser sebentar dari tempat kerjanya di Menteng untuk menyempatkan diri ke Monas. Ia memilih menukar uang sejak jauh hari supaya tidak kehabisan belakangan.

"Kalau dulu-dulu nitip (menukar) sama teman," kata Linda.

Warga lainnya, Riska, memanfaatkan tempat penukaran di Monas karena cukup terjangkau dari tempat tinggalnya. Pada tahun sebelumnya, dia menitip ke saudaranya untuk menukarkan uang. Menurut dia, menukar uang di awal bulan puasa lebih baik daripada belakangan.

"Kalau awal enggak begitu ngantre," kata Riska.

Penukaran dilakukan selama lima hari kerja hingga H-3 Lebaran. Setelah itu, penukaran uang bergeser ke titik-titik mudik sepeeti rest area dan tempat pemberhentian lainnya.

Bank Indonesia meminta masyarakat untuk menukar uang pecahan kecil jelang Lebaran di tempat-tempat yang resmi dibuka oleh bank. Deputi Gubenur BI, Rosmaya K Hadi mengatakan, terlalu berisiko jika menukar uang di konter penukaran tidak resmi.

BI membuka 1.000 titik penukaran uang yang juga menjangkau daerah terpencil. Dengan banyaknya tempat penukaran uang, diharapkan memudahkan masyarakat untuk mengaksesnya.

"Dengan demikian, kita meminimalisir adanya jual beli uang di luar yang bisa merugikan masyarakat," kata Rosmaya.

Menurut Rosmaya, setidaknya ada dua risiko dari penukaran uang di tempat tak resmi. Pertama, masyarakat mendapat uang lebih sedikit dari jumlah yang ditukarkan karena dipotong fee. Kedua, tidak bisa dijamin keaslian uang yang diterima dari tempat penukaran itu.

"Memang bisa jamin? Mana tahu uang yang didapat asli atau enggak," kata Rosmaya.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/05/23/150200726/masyarakat-mulai-tukar-uang-pecahan-kecil-untuk-lebaran

Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke