"Peritel harap pelemahan ini enggak terlalu lama karena ujung-ujungnya akan beprengaruh ke biaya produksi produsen dan akan berpengaruh ke harga konsumen," ucap Ketua Bidang Komunikasi dan Media Aprindo Fernando Peri, di Jakarta, Rabu (23/5/2018).
Fernando berharap pelemahan rupiah terhadap dollar AS itu hanya berlangsung selama satu atau dua bulan ke depan.
Dia memprediksi, jika pelemahan rupiah ini berlarut-larut maka akan bisa berdampak pada kenaikan harga yang dibayarkan konsumen.
"Feeling saya kalau tetap berlanjut ini bisa berdampak kenaikan harga pada konsumen sebesar 3 sampai 5 persen dan itu besar buat ritel apalagi retail groceries, ini perkiraan aja," sebut Fernando.
Namun dia meyakini bahwa pemerintah punya strategi dan instentif yang baik untuk mengakhiri gejolak rupiah tersebut.
"Kalau untuk Rp 13.000 sampai Rp 13.500 masih oke lah. Maksimal Rp 14.500, jangan sampai di atas itu," ucap Fernando.
Sebelumnya diberitakan, dikutip dari Bloomberg pada Rabu (23/5/2018) pukul 17.00 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot melemah 0,47 persen menjadi Rp 14.209 per dollar AS. Sementara, situs Bank Indonesia mencatat, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) terdepresiasi 0,09 persen ke level Rp 14.192 per dollar AS.
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/05/24/143859826/peritel-berharap-pelemahan-rupiah-ini-enggak-terlalu-lama