Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bandara Kertajati dan Harapan Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Barat

Soft launching bandara yang terletak di Kabupaten Majalengka itu ditandai dengan pendaratan perdana oleh pesawat kepresidenan yang ditumpangi Presiden Joko Widodo.

“Alhamdulliah sudah kita saksikan pendaratan resmi yang pertama pesawat turun di Bandara Internasional Kertajati setelah kemarin ada percobaan-percobaan yang dilakukan," ujar Jokowi.

Baca: "Aerocity" di Bandara Kertajati Akan Lebih Besar dari India

Bandara yang memiliki luas 1.800 hektar itu rencananya baru akan melayani penerbangan komersil pada 8 Juni. Sudah ada tiga maskapai yang siap melayani penerbangan di bandara itu.

Adapun ketiga maskapai tersebut, yakni Citilink, Lion Air dan Wings Air. Untuk permulaan, bandara yang memiliki kapasitas lima juta penumpang per tahun ini akan melayani rute Surabaya dan Denpasar.

Jokowi berharap, pembangunan bandara ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Jawa Barat khususnya di Kabupaten Majalengka.

Nantinya, bandara ini akan terintegrasi dengan Pelabuhan Patimban di Subang. Saat ini pemerintah tengah membangun Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan) sepanjang 60 kilometer untuk dijadikan akses ke bandara tersebut.

Pemerintah juga menginginkan bandara ini bisa terhubung dengan kereta api. Namun, saat ini bandara terbesar kedua di Indonesia ini baru terhubung dengan Tol Cipali.

“Integrasi akan memberikan fasilitas pelayanan kepada investor, investasi-investasi yang masuk dan itu kita beharap pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat akan bisa ditingkatkan lebih baik," kata Jokowi.

Baca: Menhub Sebut Bandara Kertajati Terbesar Kedua Setelah Soekarno-Hatta

Jokowi pun mengapresiasi model pendanaan bandara senilai Rp 2,6 triliun ini. Diharapkan, pembangunan bandara ini bisa menjadi proyek percontohan pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Hal ini disebabkan pembangunannya melibatkan banyak pihak, yakni pemerintah daerah, pemerintah pusat dan swasta.

“Model pembangunan seperti ini akan kita lakukan di daerah lain agar terjadi percepatan pembangunan yang dirasakan masyarakat,” ujar Jokowi.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, nantinya bandara ini akan menjadi salah satu bandara tersibuk di Indonesia.

Bandara ini juga diharapkan bisa mengurangi lalu lintas penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

“Jadi ini nanti akan sangat sibuk sekali. Nah ini akibatnya akan mengurangi traffic di Jakarta juga, sehingga ekonomi di sini akan tumbuh,” ujar Luhut.

Luhut menambahkan, selain bandara, di lokasi ini juga akan dibangun aerocity. Bahkan, Luhut mengklaim fasilitas tersebut akan lebih besar dari India.

“Kemarin saya lihat di India aerocity hanya 1.500 hektar, ini 3.000 hektar, jadi akan bagus,” kata Luhut.

Luhut berkeyakinan, pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat akan naik sebesar delapan persen dalam lima tahun ke depan dengan beroperasinya Bandara Kertajati ini.

Sebab, akan terintegrasi dengan Pelabuhan Patimban dan kawasan industri di daerah Bekasi, Kerawang dan Purwakarta.

“Sekarang yang muda-muda, nanti 10 tahun lagi akan lihat perkembangan ini, kamu akan lihat daerahmu akan berkembang. Ingat-ingat historyhari ini,” ujar dia.

Bandara Kertajati memiliki runway (landas pacu) sepanjang 2.500 meter x 60 meter dan paralel taxiway sepanjang 2.750 meter x 25 meter. Dengan ukuran landas pacu tersebut, nantinya bandara ini akan mampu melayani operasional pesawat A330.

Rencananya, landas pacu dipanjangkan hingga 3.000 meter x 60 meter agar bisa melayani operasional pesawat sipil terbesar di dunia seperti Airbus A380, Boeing B 747, maupun B 777.

Bandara ini juga mempunyai apron seluas 397.890 meter persegi yang dapat menampung 10 parking stand pesawat jet narrow body. Selain untuk penumpang dan kargo, Bandara Kertajati juga akan menjadi embarkasi haji untuk masyarakat Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/05/25/082343826/bandara-kertajati-dan-harapan-pertumbuhan-ekonomi-di-jawa-barat

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke