Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Alhamdulilah, Pencuri Bagasi Penumpang Pesawat Sudah Ditangkap

Bersyukur, pencurinya sudah tertangkap tadi malam. Sekarang tinggal mendalami motifnya, cegah kejadian serupa, dan kalau boleh, satu lagi: introspeksi bagi pemakai koper-koper mewah tentunya.

Tetapi, baiklah mari kita pelajari dan ambil hikmahnya dari semua kejadian ini. Saya ajak anda mundur sedikit ke belakang.

Baca: AP II Pastikan Layanan Penanganan Bagasi di Terminal 3 Transparan

Saya sendiri sedang dirawat di salah satu rumah sakit Jakarta, saat menerima sebuah pesan dari seorang sahabat tentang kejadian itu. “Ini ada copas dari group SMA. For your info ya.”

Saya membaca kalimat pembuka: “Please help share this. Ini terjadi sama teman saya sendiri.”

Selebihnya Anda sudah membacanya. Seorang penumpang mengklaim kehilangan koper. Di sana ada foto tiga buah koper mewah dan wajah pencurinya yang diambil dari CCTV, lengkap dengan kronologis kejadiannya.

Kolega saya yang mendampingi dari FKUI meminta saya menarik nafas dalam-dalam.  Sekujur tubuh terasa agak panas. Maklum  saja pembuluh darah saya baru saja direnggangkan, lalu cairan isotop yang beredar begitu menyesakkan dada. Lagi pula sudah lama kami tak menerima laporan koper hilang, apalagi yang heboh begini.

Sampai saya mendengar suara halus perawat yang mengukur tensi: “Seratus enam puluh.” Dokter saya menghibur, “nanti juga turun.” Tetapi pikiran saya terus tertuju pada keluarga yang kehilangan koper itu. Tidak tanggung-tanggung, tiga buah. Walau dalam hati saya bertanya juga, “mewah juga ya kopernya.”

Tetapi pikiran saya masih kacau. Apalagi tidak diperbolehkan membawa ponsel selama pemeriksaan kesehatan.

Begitu selesai, saya mulai menghubungi satu persatu pihak terkait. Saya hubungi direksi Angkasa Pura dan GM Bandara Soekarno Hatta. Saat itu juga mereka bergerak. Rupanya selama ini informasi berhenti di maskapai penerbangan yang menangani baggage handling. Namun beruntung di pesan itu tercantum nomor telepon korban.

Sore itu juga korban diundang dan datang bersama istrinya. Instruksi yang diberikan cukup jelas: dalami,  telusuri, perkuat keamanan, desak maskapai agar menempatkan kembali petugas pengecekan bagasi (seperti yang dulu Anda alami di terminal 2), dan beri ganti rugi.

Diam-diam saya minta bantuan Kapolri untuk menberi dukungan. Malamnya saya sudah bicara dengan Kapolres bandara. Lalu esok paginya, pukul 05 pagi saya sudah mengecek keadaan lapangan, menelusuri conveyor belt no 10 dan bicara dengan petugas.

Alhamdulilah semua sudah saar bahwa pengamanan harus ditingkatkan. Dilain pihak direksi AP2 bekerja dalam senyap melakukan penguatan teknologi dan pengawasan. Semua sudan in place.

Beri Ganti Rugi?

Anda pasti menggerutu mendengar besarnya ganti rugi. Berapa sih nilai yang ditanggung maskapai? Anda bisa lihat pada aturan yang berlaku. Tidak besar. Sudah pasti Anda yang membawa tas atau barang mewah akan kecewa. Sebab asuransinya penumpang hanya membawa koper biasa saja. Apalagi kalau ada barang-barang berharga di dalamnya. Anda pasti tambah kesal.

Di media sosial, netizen menggunjingkan neneknya. Ada yang berspekulasi bahwa itu Rimowa yang sedang “hot.” Dan kalau itu limited edition, harganya sekitar Rp 20 juta.
Padahal di setiap bandara internasional yang sibuk dan padat, termasuk di Soekarno Hatta dan di Changi, berita mengenai koper tertukar antara sesama penumpang adalah hal yang biasa.

Maka beberapa hari kemudian koper bisa kembali lagi. Namun, tanpa bermaksud membela diri, belakangan ini pencurian bagasi di berbagai bandara kelas dunia memang semakin marak.

Michael Goldstein (2017) yang menulis untuk majalah Forbes, mencatat, “Ada lebih dari 200 penumpang perhari yang melaporkan kehilangan koper, di bandara JFK (New York) saja.” Sekali lagi, itu per hari, bukan per bulan. Namun kabar gembiranya laporan tentang kehilangan koper di bandara-bandara kita termasuk sangat langka.

Maka, tanpa mengurangi rasa empati saya pada korban, rasanya juga perlu kita ingatkan bahwa penumpang pun harus ikut menjaga barang-barang bawaannya.

Penumpang Ikut Bertanggung Jawab?

Ini perlu saya sampaikan karena seperti kata pepatah, setiap kejahatan tidaklah melulu karena adanya niat jahat, melainkan juga karena adanya kesempatan. Alasannya sederhana sekali.

Pertama, kita sendiri punya kecenderungan pamer. Naik pesawatnya kelas ekonomi, tetapi kopernya first class. Jalannya perlahan-lahan, dan kurang alert.

Kedua, jangan lupa belakangan ini muncul sindikat-sindikat pencuri bagasi yang beroperasi di bandara dan pesawat terbang. Mereka pasti akan berupaya lebih pintar dari petugas.

Ketiga, para sindikat juga ada di antara sesama penumpang. Anda mungkin masih ingat sindikat asal China yang mengutil isi tas penumpang di kabin. Mereka beroperasi di atas pesawat saat pemilik tas tertidur lelap.

Karena itulah saya berpendapat, sebagai penumpang kitalah yang harus menjadi pihak yang paling bertanggung jawab. Tentu saja ada beberapa tips yang bisa Anda renungkan. Berikut adalah tips dari Goldstein (2017)

Pertama, jangan taruh barang-barang berharga ke dalam bagasi. Bawalah barang-barang berharga itu bersama Anda. Dan biasakan koper hanya dipakai untuk mengisi barang-barang yang nilainya normal-normal saja. Anda membawa sepatu, biasakan menempatkan pasangannya pada koper yang berbeda.

Kedua, hindari memasukkan koper-koper mewah ke dalam bagasi. Koper-koper mewah biasanya hanya untuk kabin atau digunakan penumpang private jet. Namun kalaupun Anda sudah sangat mampu untuk membeli koper mahal, belilah selalu travel insurance. Anda tahu di mana-mana pencuri selalu lebih tertarik pada koper yang mahal.

Ketiga, bungkuslah koper Anda dengan cover plastik. Biayanya hanya lima puluh ribu rupiah. Hal ini minimal bisa mengurangi sinyal barang mewah kepada para pencuri.

Keempat, bila koper Anda sangat berharga, segeralah bergegas dan jangan membuang-buang waktu untuk menuju conveyor belt. Jangan terlalu lama di toilet, berfoto-foto, ngobrol dalam perjalanan dan seterusnya.

Kecepatan Anda tiba di conveyor belt akan mematahkan gerakan pencuri. Lebih baik menunggu lebih lama di depan conveyor belt daripada keduluan pencuri. Ingat, teknologi akan membuat bandara kita terus meningkatkan kecepatan layanan, tetapi para pencuri juga menggunakan teknologi.

Kelima, biasakanlah melakukan perjalanan yang ringkas. Jangan menjadi pelancong yang ribet yang semuanya ingin dibawa.

Tentu saja tips diatas tak akan mengurangi pentingnya bagi bandara dan maskapai untuk terus memperbaiki diri. Tetapi semua ada trade off-nya. Kalau pemeriksaan diperketat, maka flow penumpang keluar akan terhambat dan kita tak bisa cepat-cepat bertemu keluarga.

Akhirnya, kita bertrimakasih atas prestasi kapolres bandara AKP Tambunan yang bekerja sistematis dan cepat sekali.  Semoga kejadian serupa tak terulang lagi dan kita semua menjadi lebih waspada.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/05/27/090752726/alhamdulilah-pencuri-bagasi-penumpang-pesawat-sudah-ditangkap

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke