Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

8 Tahun Terakhir, Bisnis "Wedding Organizer" di Bandung Tumbuh Pesat

Ketua Panatacara, organisasi WO di Bandung, Cussi Dwi Yonanti mengatakan, angka 110 merupakan WO yang berhasil didata. Jumlah real di lapangan bisa lebih banyak karena pihaknya belum mendata hingga ke pinggiran Bandung.

"Tahun 2005-an, jumlah WO hanya 5 orang. Dari situ mulai tumbuh, terutama di 8 tahun terakhir ini, jumlahnya sekarang mencapai 110," ujar Cussi kepada Kompas.com di Bandung, Jumat (3/8/2018).

Cissy menilai, wajar jika pelaku WO naik signifikan. Sebab pernikahan tidak pernah akan berhenti. Setiap tahun akan ada orang yang menikah dan membutuhkan bantuan WO.

Selain itu, banyak konsumen yang sangat mementingkan keindahan dalam pernikahan. Mereka berani bayar berapapun agar momen sakral dalam hidupnya itu dikenang manis oleh dirinya maupun para tamu.

"Di sinilah peran WO, kita membantu calon pengantin mewujudkan pernikahan impiannya," tuturnya.

Ketua Dewan Pembina Panatacara, Buwana Oejong Soewargana mengatakan, kue bisnis WO seperti ketupat. Gemuk di bagian tengah dan meruncing di bagian atas dan bawah.

"Bagian tengah ini untuk budget pernikahan 500 undangan atau 1.000 orang. Sekitar paket Rp 100 juta-200 juta," tuturnya.

Untuk bagian atas adalah kelas mewah, dan bagian bawah, pernikahan yang sederhana.

Sertifikasi

Pelaku bisnis WO yang terus tumbuh, membuat sekelompok WO berkumpul dan membuat Panatacara. Ke depan, mereka akan melakukan sertifikasi, sehingga ada standar pelayanan yang diberikan.

"Sebab masih ada WO yang suka bawa kabur uang pengantin. Dengan sertifikasi ini, hal-hal tersebut bisa dicegah," ungkap Cussi.

Bagi WO yang baru tumbuh pun, akan ada semacam pelatihan, sehingga pelayanan WO di Bandung bisa terstandardisasi.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/08/03/125505726/8-tahun-terakhir-bisnis-wedding-organizer-di-bandung-tumbuh-pesat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke