Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BI Akan Tetapkan Batas Atas Biaya "Top Up" Uang Elektronik

Dengan GPN, nantinya pengguna uang elektronik bisa dibebaskan dari biaya saat mau top up kartu uang elektroniknya.

"Pada saatnya nanti, fee itu akan kami batasi plafonnya. Batasi batas atasnya saja untuk top up," kata Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Erwin Haryono saat ditemui di acara CNBC VIP Forum di Hotel JS Luwansa, Selasa (7/8/2018).

Erwin belum memastikan kapan BI akan menetapkan batas atas untuk biaya top up kartu uang elektronik. Dia menjelaskan, sebelum ada GPN, bank memang diizinkan untuk mengenakan biaya top up kartu uang elektronik karena mereka butuh investasi untuk mengadakan layanan tersebut.

Meski begitu, Erwin mempersilakan bank mana saja jika ada yang sudah siap untuk tidak memungut biaya saat pengguna melakukan top up kartu uang elektronik. Keputusan membebaskan biaya top up dilakukan dengan turut memperhitungkan kemampuan bank tersebut.

"Pelan-pelan aturannya disesuaikan, termasuk fee untuk top up. Kasihan juga bank-nya, karena mereka butuh investasi. Sehingga, yang kami batasi adalah batas atasnya," tutur Erwin.

BI memandang, perihal biaya top up perlu diatur karena dalam praktiknya banyak yang masih belum efisien dan akibatnya jadi membebani masyarakat karena ongkos yang variatif di lapangan. Sementara volume transaksi uang elektronik juga belum mencapai skala ekonomis yang bisa berdampak pada efisiensi.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/08/07/171909026/bi-akan-tetapkan-batas-atas-biaya-top-up-uang-elektronik

Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke