Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dari Nike hingga Rihanna, Ini Cara Pemasaran agar Produk Lebih Menjangkau Konsumen

Gender menjadi salah satu yang berpengaruh, seperti porsi perempuan atau minoritas budaya tertentu mulai mendapat perhatian lebih dari mereka akhir-akhir ini.

Namun, gender dan etnisitas bukan satu-satunya yang perlu diperhitungkan.

Agama, kebiasaan konsumsi, orientasi seksual, dan bahkan susunan keluarga menjadi tuas penting yang mendorong pengambilan keputusan di mana pelanggan memilih untuk menghabiskan uang mereka pada produk tertentu.

Selama ini, kebanyakan perusahaan tidak memerhatikan pelanggan yang tidak cocok dengan standar "mainstream" mereka.

Akibatnya, konsumen ini akan merasa terpinggirkan, dan mencari produk yang bisa memenuhi kebutuhan mereka.

Kesempatan yang hilang ini banyak pula dimanfaatkan oleh perusahaan lain dan membuka pintu lebar bagi kelompok pelanggan anti-mainstream ini.

Misalnya, Ade Hassan meluncurkan perusahaannya Nubian Skin karena frustrasi dengan kesulitan menemukan lingerie dan kaus kaki yang cocok dengan warna kulitnya.

Warna nude tidak sama untuk semua orang, khususnya untuk orang seperti dirinya. Karena toko-toko yang dicari Hassan tidak memiliki kaus kaki yang mengakomodasi kebutuhannya, dia pun mengisi kekosongan kebutuhan yang tak ditemukannya di pasar melalui perusahaannya sendiri.

Kesempatan yang hilang tersebut tidak hanya membuat kesempatan penjualan hilang, tapi juga mengabaikan kebutuhan sebagian pelanggan.

Ini merupakan kesempatan untuk menciptakan transformasi mental dan emosional dalam kelompok pelanggan dan masyarakat yang bisa terlayani ini secara luas.

Ketika sebuah merek mengatakan "Saya melihat Anda" kepada pelanggan yang terbiasa tidak dilihat oleh merek-merek manapun, efek riak tersebut bisa memunculkan ketertarikan terhadap produk tersebut.

Fenomena ini terbukti dalam tiga film hits yaitu Coco, Black Panther, dan Crazy Rich Richans Asia yang memecahkan rekor box office dan menghibur penonton di seluruh dunia.

Film-film itu menampilkan para pemain Latin, pemain kulit hitam, dan semua pemain Asia sehingga menyuntikkan rasa bangga terhadap para penonton yang selama ini merasa kurang terwakili.

Konsumen dari komunitas-komunitas minoritas ini berbondong-bondong untuk melihat film-film yang mewakili mereka tersebut.

Menurut seolah ahli pemasaran yang juga kontributor Forbes, Sonia Thompson, sebagai tenaga pemasar, perusahaan bisa memanfaatkan peluang untuk menjangkau orang-orang dengan kebutuhannya tidak terpenuhi.

Bagaimana melakukannya?

Menyatukan diri dengan konsumen

Pertama, buatlah tujuan untuk menciptakan lingkungan dengan produk, layanan, dan pengalaman yang membuat semua orang merasa menjadi bagian di dalamnya.

Hal ini akan membuatnya menjadi inklusif.

Rihanna melakukan ini dengan produk make up keluarannya yakni Fenty Beauty yang diluncurkan akhir tahun lalu.

Merek ini diluncurkan dengan 40 warna dasar yang berbeda untuk mengakomodasi para wanita dengan kulit yang berbeda di seluruh dunia.

Konsumen pun menanggapi produk Rihanna ini dengan berbondong-bondong membeli make up tersebut.

Kevin Curry dari FitMeenCook melakukan hal berbeda. Ia menambahkan terjemahan bahasa Spanyol ke setiap video resep yang dibuatnya.

Dengan cara ini, Curry ini ingin menggaet mereka yang bahasa pertamanya adalah Spanyol, dan punya ketertarikan terhadap pola makan sehat. Para penonton dari Spanyol merasa menjadi bagian dari apa yang dikerjakan FitMeenCook.

Kedua, mengakui bahwa kelompok pelanggan tertentu memiliki kebutuhan yang unik dan kadang-kadang membutuhkan akomodasi lebih untuk mendukung kebutuhan tersebut.

Ketika melakukan perjalanan ke New Delhi, Sonia merasa lega ketika ia dan rekan perempuannya melangkah ke kereta subway "khusus perempuan". Saat itu, ia seakan merasa di tempat yang aman.

Procter & Gamble mengakui bahwa standar kecantikan tidak cukup mengakomodasi perempuan dengan warna kulit gelap.

Hal inilah yang mendorong mereka menciptakan komunitas "My Black is Beautiful" untuk merayakan keragaman perempuan berkulit gelap dan untuk mendorong serta mendukung mereka mendefinisikan dan mempromosikan standar kecantikan mereka sendiri.

Kemudian, Nike meluncurkan lini olahraga Pro Hijab untuk memenuhi kebutuhan para atlet wanita Muslim.

Sebagai seorang tenaga pemasar, Sonia mengungkapkan bahwa mereka memiliki kekuatan untuk mengintegrasikan dan menyatukan pelanggan dengan cara yang membuat semua orang merasa menjadi bagian dari produk mereka.

Produk harus mendekatkan diri ke pelanggan, dengan empati dan dengan inklusivitas.

Ketika hal itu terwujud, maka produk tersebut akan melayani lebih banyak pelanggan.

Hal ini juga membantu sebuah produk bisa memenangkan lebih banyak lagi pelanggan.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/09/01/141046426/dari-nike-hingga-rihanna-ini-cara-pemasaran-agar-produk-lebih-menjangkau

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke