Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pengamat : Rupiah Anjlok Karena Tekanan Global

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden ASEAN International Business sekaligus pengamat ekonomi ASEAN Shanti Rachmand Shamdasani mengatakan, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS disebabkan oleh faktor global dan semua negara mengalaminya.

“Trigger-nya ada dua, pertama banking system (sistem perbankan) yang infrastrukturnya kurang memadai. Kemudian, kedua adalah adanya trade war (perang dagang),” ujar Shanti saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (5/9/2018).

Menurutnya, walaupun nilai tukar rupiah melemah atas dollar AS, tetapi Indonesia bukan yang terburuk. Bahkan, jika dibandingkan dengan negara lain yang seperti Argentina dan Turki Indonesia masih sangat lebih baik.

“Semua (negara) kena, Indonesia dampak melemah nilai tukar 7,3 persen. Turki 40 persen dan Argentina 37 persen. Indonesia masih sangat bagus,” jelas Shanti.

Untuk mencegah agar nilai tukar rupiah tidak semakin anjlok, Shinta meminta agar pemerintah meninjau ulang serangkaian program kerja ke depan.

“Pemerintah perlu mengkaji ulang proyek-protek yang berjalan atau dalam di pipeline. Mungkin ditahan dulu, dimundurkan dan lain-lain,” kata Shanti.

Dirinya juga menyarankan agar pemerintah lebih “santai” dalam membangun infrastruktur saat ini. Sebab, pembangunan yang sangat cepat dengan berbagai mega proyek tentu akan membebani keuangan negara.

“Karena pembangunan sangat cepat 4-5 tahun sekarang, saya juga merasa bahwa pemerintah Jokowi harus slow down,” tutur Shanti.

Menurutnya, jika ada 3 mega proyek saja yang ditahan, mungkin akan bisa menghemat miliaran rupiah.

“3 mega proyek yang ada di pipeline ditunda saja dulu, itu bisa menghemat miliaran rupiah,” tutupnya.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/09/05/162416026/pengamat-rupiah-anjlok-karena-tekanan-global

Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke