Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dana Desa Berpotensi Dongkrak Perekonomian Nelayan Sumbawa

SUMBAWA, KOMPAS.com - Pada 2014 lalu, kondisi Desa Labuhan Ijuk, Kecamatan Moyohilir, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) tampak memprihatinkan.

Ketika matahari mulai terbenam, di saat itulah air laut perlahan menggenangi pelataran rumah warga. Kondisi semacam itu kerap dialami seluruh warga di kampung nelayan Labuhan Ijuk.

Situasi itu berubah ketika dana desa mulai digulirkan. Sekretaris Desa Labuhan Ijuk Bustanil mengatakan, sejak diturunkan dana desa, Desa Labuhan Ijuk telah membangun infrastruktur yang selama ini diidam-idamkan warga, mulai dari jalan, talud pantai, rabat beton, dan fasilitas mandi-cuci-kakus (MCK).

"Setelah ada dana desa dari pusat, kami bisa menata desa kami dengan baik. Sehingga pekarangan rumah warga 90 persen sudah tidak masuk air lagi kalau air pasang. Kemudian kami juga sudah bisa menata dan mempercantik desa kami," ujar Bustanil dalam pernyataan tertulis, Rabu (12/9/2018).

Ia berharap, dana desa suatu saat nanti dapat digunakan untuk mendorong pengelolaan hasil tangkap warga, seperti halnya untuk penyediaan sarana pasca-panen.

Pasalnya, saat ini dana desa di Labuhan Ijuk masih fokus untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur.

"Kami berharap agar dana desa jangan sampai berhenti. Agar kami ke depannya bisa merasakan sedikit pembudidayaan dari olahan ikan. Karena masih banyak sekali alat nelayan dan pengolahan yang kami butuhkan di desa ini. Karena kalau lagi banjir ikan, ikan sampai kita buang-buang. Dan masih keterbatasan SDM (Sumber Daya Manusia) juga," kata dia.

Potensi perikanan dan pariwisata belum tergarap

Menurut dia, 80 persen warga Desa Labuhan Ijuk berprofesi sebagai nelayan. Warga biasa berangkat melaut sore dan pulang pagi hari membawa hasil tangkapan. Hasil tangkapan ini kemudian langsung dijual ke pasar dan pengepul.

"Ikan di desa ini terkenal paling enak karena dijamin segar. Ikan yang ditangkap langsung dijual, tidak sampai bermalam. Kami juga tidak ada yang menggunakan bom ataupun potasium. Malah kami minta kepada pemerintah, tolong Pulau Dangar itu diamankan dari potasium dan pengeboman, karena secara turun temurun, di situlah kami mencari ikan," ujarnya.

Bustanil menjelaskan, potensi perikanan dan pariwisata di desanya sebenarnya bisa dikembangkan menjadi peluang untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Sayangnya, hal itu terkendala keterbatasan fasilitas komunikasi dan internet sehingga pertukaran informasi dan promosi masih sulit dilakukan.

"Kami sulit ekspos karena sinyal tidak ada. Sinyal HP (handphone) tidak ada apalagi internet. Harus ke kota dulu baru bisa dapat sinyal. Sedangkan untuk membuat profil desa saja harus menginap beberapa hari di Sumbawa," ujarnya.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/09/12/153906126/dana-desa-berpotensi-dongkrak-perekonomian-nelayan-sumbawa

Terkini Lainnya

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke