Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cegah Krisis Nilai Tukar, Turki Naikkan Suku Bunga Jadi 24 Persen

NEW YORK, KOMPAS.com - Bank sentral Turki (CBRT) telah menaikkan suku bunga acuan menjadi 24 persen sebagai salah satu upaya untuk mengendalikan inflasi yang meroket dan mencegah krisis mata uang.

CBRT mengabaikan keinginan Presiden Recep Tayyip Erdogan untuh menahan suku bunga. Bank sentral pun memutuskan untuk meningkatkan suku bunga acuan jangka pendek  dari 17,5 persen setelah berminggu-minggu mengalami tekanan dari investor internasional.

Pasar keuangan pun semakin khawatir bahwa Turki berisiko masuk ke daftar negara yang mencari dana dari Dana Moneter Internasional (IMF). Sebelumnya, Argentina telah menyepakati pinjaman bulan lalu dengan IMF.

Dikutip dari The Guardian, Jumat (14/9/2018), lira Turki mulai pulih tak lama setelah kenaikan suku bunga, menguat sebesar 3 persen menjadi 6,16 liar per dollar AS.

Mata uang Turki ini telah jatuh dalam beberapa bulan terakhir dan bahkan setelah kenaikan suku bunga tersebut, nilai tukar lira terhadap dollar AS masih anjlok hampir 39 persen secara tahunan.

Investor telah memusatkan perhatian mereka pada Ankara menyusul terpilihnya kembali Erdogan. Erdogan menempatkan menantu laki-lakinya sebagai Menteri Keuangan dan dalam langkah terpisah berupaya untuk mengendalikan dana kekayaan negara yang berdaulat.

Sebagai informasi, krisis yang berkembang persat diakibatkan adanya penahanan seorang pendeta AS atas tuduhan spionase dan teror, yang membuat Presiden Donald Trump menggandakan tarif impor pada baja dan aluminium Turki.

Kenaikan suku bunga bank sentral, yang mengejutkan investor, didapuk sebagai solusi lantaran Erdogan membuat kebijakan-kebijakan yang dianggap akan membuat bangkrut. Erdogan telah lama menekan bank untuk mempertahankan suku bunga rendah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan melambat ke tingkat tahunan 5,2 persen pada kuartal kedua, dari 7,4 persen pada kuartal pertama tahun ini.

Sebelum tingkat suku bunga diumumkan, Erdogan mengatakan bank sentral itu independen dan mengambil keputusan sendiri. Namun, ia mengulangi keyakinannya bahwa suku bunga harus dipangkas, lantaran dirinya menganggap tingginya suku bunga sebagai instrumen untuk eksploitasi.

"Kepekaan saya tentang suku bunga adalah sama, tidak ada yang berubah," katanya. "Saya mengatakan mari kita memotong suku bunga tinggi ini."

Dia mengkritik bank sentral, mengatakan mereka telah salah memperhitungkan target inflasi dan lagi-lagi menggambarkan krisis mata uang sebagai konspirasi asing. Dalam upaya untuk menopang lira Turki, pemerintah Erdogan mengeluarkan keputusan pada hari Kamis untuk melarang penggunaan mata uang asing dalam penjualan dan penyewaan properti dan penyewaan kendaraan.

Dalam sebuah pernyataan, bank sentral mencatat bahwa ekonomi domestik semakin lemah sementara inflasi meningkat. Kenaikan suku bunga dapat menekan pertumbuhan lebih lanjut, tetapi para ahli independen mengatakan diperlukan upaya untuk menahan inflasi dikisaran 18 persen dan mendukung mata uang.

"Bank sentral akan terus menggunakan semua instrumen yang tersedia dalam mengejar tujuan stabilitas harga," kata komite kebijakan moneter bank sentral dalam sebuah pernyataan.

"Sikap yang ketat dalam kebijakan moneter akan dipertahankan secara meyakinkan sampai prospek inflasi menunjukkan peningkatan yang signifikan," sebut mereka.


https://ekonomi.kompas.com/read/2018/09/14/084500926/cegah-krisis-nilai-tukar-turki-naikkan-suku-bunga-jadi-24-persen

Terkini Lainnya

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke