Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pemerintah Terus Dorong Pemakaian Energi baru dan Terbarukan

Demikian hal itu dikemukakan Nisriyanto, mewakili Ketua Umum Asosiasi Panas Bumi Indonesia Priandaru, pada seminar "Energi Baru dan Terbarukan, Strategi dan Teknologi" yang digelar dalam peringatan Hari Listrik Nasional ke-73 di Balai Sidang Indonesia, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (19/9/2018).

Sayangnya, lanjut Nisriyanto, masih banyak kampanye negatif berkait isu lingkungan yang menjadi tantangan pengembangan pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan di Indonesia.

"Selama pengembang pembangkit listrik EBT ini taat azas menjalankan seluruh regulasi dan proaktif membangun kolaborasi dengan para pemangku kepentingan, pemerintah tetap akan mendorong penyediaan EBT ini," kata Nisriyanto. 

Nisriyanto melanjutkan, meskipun pembangkit listrik EBT ramah lingkungan dan berperan penting dalam menyerap emisi karbon, kampanye negatif tetap bermunculan. Padahal, pembangkit listrik tenaga air justru akan merawat kelestarian hutan agar sumber air yang menjadi bahan baku EBT tetap lestari.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 79 tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, penggunaan EBT menjadi prioritas, sementara energi berbasis fosil seperti solar dan batubara diminimalkan. Dalam rencana umum penyediaan tenaga listrik (RUPTL) 2018-2027, kontribusi EBT dalam bauran energi pembangkitan tenaga listrik ditargetkan naik mencapai 23 persen pada 2025.

Praktisi pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) Anton Sugiono, menambahkan bahwa beberapa energi primer yang diharapkan meningkat kontribusinya adalah panas bumi, tenaga surya, tenaga angin, dan tenaga air, termasuk yang kini dikembangkan di pembangkit listrik tenaga air  (PLTA) Batang Toru di Tapanuli Selatan yang berkapasitas 4x127,5 MW.

"PLTA Batang Toru akan memanfaatkan kolam penampung yang tidak luas sehingga tidak akan mengubah bentang alam dan berdampak minimal pada ekosistem di sekitarnya," ujar Anton.

Dalam pengembangan PLTA ini, lanjut, proyek tersebut dibangun di lahan berstatus Areal Penggunaan Lain (APL) yang merupakan bekas tanah pertanian warga, seperti kebun karet tua.
NSHE pun kemudian proaktif membangun kolaborasi dengan pemangku kepentingan, seperti para pakar Universitas Sumatera Utara dan Institut Pertanian Bogor dan pihak lainnya.

Ditargetkan beroperasi pada 2022, PLTA Batangtoru didesain dengan hanya memanfaatkan badan sungai seluas 24 hektar dan lahan tambahan di lereng yang curam seluas 66 hektar sebagai kolam harian penampung air. Air kolam harian tersebut akan dicurahkan melalui terowongan bawah tanah menggerakkan turbin yang menghasilkan tenaga listrik sebesar 510 MW.

Tersedianya sumber energi baru itu akan membantu kemandirian energi di Sumut. Saat ini PLN menyewa kapal Marine Vessel Power Plant (MVPP) dari Turki yang menyalurkan listrik 240 MW yang membuat pasokan istrik di Sumut saat ini surplus sekitar 160 MW.

Pemerintah sendiri menargetkan suplai listrik sebesar 100.000 MW pada 2025, dengan 23.000 MW di antaranya berasal dari pembangkit listrik berbasis EBT. Hal inilah yang membuat pemerintah menargetkan pembangunan 2.000 MW listrik berbasis EBT setiap tahun.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/09/21/203200526/pemerintah-terus-dorong-pemakaian-energi-baru-dan-terbarukan

Terkini Lainnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke