Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Depresiasi Rupiah Terhadap Dollar AS Akankah Berlanjut?

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan, jika rupiah teidak kembali ke level di bawah Rp 15.000 per dollar AS hari ini, ada kemungkinan rupiah akan terus melemah dan membentuk level kestabilan baru di atas Rp 15.000 per dollar AS.

"Tapi saya yakin BI (Bank Indonesia) tidak menghendaki itu terjadi," jelas Piter kepada Kompas.com, Selasa (2/10/2018).

Dia menjelaskan, kenaikan suku bunga BI sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen pada Kamis (27/9/2018) lalu memang tidak ditujukan untuk memperkuat rupiah. Namun, hanya untuk menjaga stabilitas dari pelemahan rupiah. Selain itu, dampak kenaikan suku bunga BI memang hanya bersifat temporer.

"Dampak kenaikan suku bunga Bi hanya temporer dan sudah diprice in sebelum kenaikan itu terjadi. Jadi sekarang dampaknya sudah tidak ada," jelas Pieter.

Adapun VP Economist Permata Bank Josua Pardede menjelaskan, melemahnya rupiah terhadap dollar AS yang lebih diakibatkan oleh faktor sentimen eksternal ketimbang fundamental ekonomi akan bersifat sementara. Menurutnya, kondisi fundamental ekonomi Indonesia cukup solid, ditunjukkan dengan inflasi yang cenderung terjaga dan pertumbuhan ekonomi yang diprediksi sesuai target hingga akhir tahun.

"Ditambah lagi dengan kebijakan-kebijakan yang sudah dikeluarkan pemerintah diperkirakan akan menekan defisit transaksi berjalan, diharapkan dapat menahan pelemahan rupiah lebih lanjut lagi," jelas Josua.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/10/02/200000526/depresiasi-rupiah-terhadap-dollar-as-akankah-berlanjut-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke