Hingga September, Penerimaan Pajak Tercatat Rp 900,82 Triliun

Direktur Jenderal Pajak Robert Pakpahan mengatakan, tren pertumbuhan realisasi pajak ini cenderung membaik. Sebab, pada Agustus lalu, pertumbuhan realisasi pajak sebesar 16,52 persen. Sementara pada bulan September ini pertumuhan realisasi pajak mencapai 16,87 persen.

"So far  penerimaan yang dikelola DJP trennya masih membaik, PPh (Pajak Penghasilan) non migas tumbuh 16,71 persen, PPN (Pajak Pertambahan Nilai) tumbuh 14,35 persen, PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) 104 persen, sementara untuk PPh Migas tumbuh 23,31 persen," jelas Robert ketika memberikan keterangan kepada awak media di kantornya, Rabu (3/10/2018).

Lebih lanjut Robert menjelaskan, pencapaian PPh non migas hingga 30 September 2018 ini mencapai 59,27 persendari target atau sebesar Rp 853 triliun. Sementara untuk PBB mencapai 50,9 persen dari target, atau sebesar Rp 13,77 triliun.

Adapun untuk PPn dan PPnBM pencapaian hingga September ini mencapai 64,88 persen atau sebesar Rp 351,triliun.

Adapun PPh Migas menjadi satu-satunya sektor yang telah melampaui target pencapaian penerimaan pajak hingga akhir tahun sebesar 124,8 persen atau setara dengan Rp 47,59 triliun.

"Namun porsi target pencapaian PPh Migas hanya 3 persen dari keselurugan target penerimaan pajak APBN," jelas Robert.

Robert menambahkan, bahwa dirinya menetralisir dampak dari pernanan tax amnesty, pertumbuhan realisasi pajak pada September 2018 ini akan lebih tinggi, yaitu sebesar 18,82 persen.

Robert menjelaskan, memang akan sulit untuk dapat memenuhi target pencapaian penerimaan pajak hingga akhir tahun nanti. Meski umumnya, tren penerimaan pajak di bulan Desember akan lebih besar dibanding bulan-bulan sebelumnya.

"Sampai akhir tahun mencapai 100 persen memang agak berat, outlook menunjukkan realisasi akhir tahun sebesar 95 persen dari target yang Rp 1.424 triliun," ujar dia.