Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

RI Ingin Negara Berkembang Beri Pengaruh ke Pertumbuhan Ekonomi Global

NUSA DUA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan, Indonesia ingin mendorong terwujudnya pengaruh negara-negara berkembang secara signifikan dalam pembentukan pertumbuhan ekonomi global. Dengan demikian, dinamika perekonomian global tidak hanya dipengaruhi negara-negara maju, termasuk AS.

Perry mengungkapkan, isu tersebut akan disuarakan Indonesia dalam Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia 2018 atau IMF-World Bank Annual Meeting 2018 di Bali. Sebanyak 189 negara yang diwakili menteri keuangan dan gubernur bank sentral hadir dalam pertemuan tersebut.

"Bagaimana agar terjadi penguatan koordinasi dan harmonisasi kebijakan antarnegara untuk bersama-sama memulihkan ekonomi global dan mengatasi ketidakpastian global. Di antaranya agar pertumbuhan ekonomi di dunia tidak hanya didukung AS, tapi negara lain khususnya emerging markets (negara-negara berkembang)," kata Perry dalam media briefing Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 di Nusa Dua, Bali, Senin (8/10/2018).

Pertemuan tersebut digelar di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi global. Ketidakpastian tersebut, di antaranya dipengaruhi dinamika kebijakan moneter negara-negara maju di dunia yang mempengaruhi arus modal asing di negara berkembang dan juga perang dagang global antara AS dan China.

Perry menyebutkan dalam Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018, Indonesia juga akan mendorong percepatan pemulihan ekonomi global yang lebih seimbang antarnegara.

"Harmonisasi kebijakan juga terkait normalisasi kebijakan moneter, kenaikan suku bunga, ketegangan perdagangan di berbagai negara, agar pemulihan ekonomi global lebih seimbang," ujar Perry.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/10/09/053000526/ri-ingin-negara-berkembang-beri-pengaruh-ke-pertumbuhan-ekonomi-global

Terkini Lainnya

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke