Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berita Populer: Bos Mayapada Tukar Dollar hingga Jiwasraya Tunda Bayar Polis

Pemimpin Mayapada Group sekaligus orang terkaya nomor delapan di Indonesia, Dato Sri Tahir, baru saja menukarkan uang dollarnya menjadi rupiah dengan nilai lebih dari Rp 2 triliun.

Adapun sumber dana dari uang tersebut merupakan dana pribadi yang terdiri dari mata uang dollar AS dan dollar Singapura.

"Jadi kita berikan bukti ke Gubernur (BI) dalam minggu lalu total kita telah mengganti dollar sebesar 93 juta dollar AS dan 55 juta dollar Singapura. Ini pribadi tidak berkaitan dengan korporasi," ujar dia ketika ditemui awak media di gedung Bank Indonesia, Senin (15/10/2018).

Namun, pihaknya tak memberikan alasan yang pasti mengenai momentum penukaran uangnya ini.

Baca selengkapnya: Bos Mayapada Group Tukarkan Dollar ke Rupiah Senilai Lebih dari Rp 2 Triliun

2. Rupiah Kembali Melemah ke Posisi Rp 15.250 Per Dollar AS

Nilai tukar rupiah kembali mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (15/10/2018). Berdasarkan data Bloomberg pukul 10.24 WIB, di pasar spot rupiah terkoreksi 0,35 persen ke level Rp 15.250 per dollar AS.

Sementara pada kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah melemah 0,03 persen ke Rp 15.246 per dollar AS.

Seperti dikutip dari Kontan.co.id, analis monex Investindo Futures, Faisyal mengatakan, pelemahan rupiah merupakan imbas dari menguatnya dollar AS terhadap beberapa mata uang utama dunia, salah satunya euro.

Hal ini mengingat masih banyak sentimen negatif yang menyeliputi kawasan Eropa, seperti belum selesainya masalah anggaran Pemerintah Italia dan perdebatan soal perjanjian Brexit.

Baca selengkapnya: Rupiah Kembali Melemah ke Posisi Rp 15.250 Per Dollar AS

3. Cerita Gubernur Bali dengan Tim Spiritualnya Dukung Pertemuan IMF-Bank Dunia

Pemerintah Provinsi Bali ikut mendukung kelancaran Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia yang diselenggarakan mulai 8 sampai 14 Oktober 2018. Salah satu bentuk dukungannya adalah melalui tim spiritual yang dibentuk khusus untuk mendoakan kelancaran selama acara tersebut berlangsung.

"Kami membentuk tim spiritual untuk mendoakan sejak awal sampai dikawal tanggal 15 masih berlangsung. Di sejumlah titik, acara ritual masih berlangsung," kata Gubernur Bali I Wayan Koster saat konferensi pers Panitia Nasional Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia di Bali Collection, Sabtu (13/10/2018).

Koster menilai, untuk urusan teknis penyelenggaraan, tim dari Panitia Nasional sudah sangat mahir mengatur segala sesuatunya. Namun, berdasarkan keyakinan masyarakat di Bali, aspek lain seperti minta restu melalui doa dan ritual juga tidak kalah penting sehingga semesta bisa mendukung acara ini hingga akhir.

"Hal teknis mikro itu panitianya sudah sangat jagoan. Hal yang harus kami lakukan secara total, penuh kerja keras, ketulusan, adalah bagaimana mengelola alam makronya, agar betul-betul merestui keseluruhan penyelenggaraan acara ini sehingga akan mengalir dengan sangat baik," tutur dia.

Baca selengkapnya: Cerita Gubernur Bali dengan Tim Spiritualnya Dukung Pertemuan IMF-Bank Dunia

4. Ini 10 Negara Terbaik di Dunia bagi Ekspatriat, Indonesia Nomor Berapa?

Setiap orang harus meninggalkan kampung halamannya pada titik tertentu. Namun alih-alih pergi untuk sementara, beberapa orang justru pergi ke negara lain untuk mencari penghidupan yang lebih layak.

Memilih ke mana harus pergi bisa menjadi keputusan yang luar biasa. HSBC Expat membuat keputusan itu menjadi lebih mudah berkat survei tahunannya terhadap 25.000 ekspatriat di seluruh dunia.

Survei yang dirilis Kamis pekan lalu ini mengungkapkan negara-negara terbaik untuk hidup di dunia agar mendapatkan penghasilan tertinggi sebagai expatriat. Negara-negara Asia berada di tujuh dari sepuluh negara teratas untuk pendapatan yang baik bagi ekspatriat.

Baca selengkapnya: Ini 10 Negara Terbaik di Dunia bagi Ekspatriat, Indonesia Nomor Berapa?

5. Kasus Jiwasraya, Pengawasan Pengawasan terhadap Eksekutif Asuransi Dinilai Kurang

Terangkatnya masalah likuiditas PT Asuransi Jiwasraya ke permukaan turut mengundang pertanyaan terkait fungsi pengawasan yang dimiliki Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Maklum saja, lagi-lagi nasabah yang harus kembali dirugikan.

Pengamat asuransi sekaligus Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Risiko & Asuransi (STIMRA) Jakarta, Hotbonar Sinaga menyebut, sejak kelahiran wasit industri keuangan ini pada 2013 lalu, OJK memang sudah punya instrumen pengawasan terhadap lembaga jasa keuangan (LJK) termasuk asuransi, baik itu secara langsung, maupun tidak langsung.

Pengawasan secara langsung dilakukan lewat pemeriksaaan rutin atau bila ada laporan dari pihak terkait.

Sementara pengawasan tidak langsung, dilakukan melalui sistem pelaporan semisal assesment manajemen risiko dan instrumen compliance lainnya. Namun rupanya itu tak cukup. Menurut Hotbonar, pengawasan terhadap manajemen LJK seperti jajaran direksi masih minim. Biasanya dilakukan sebatas mekanisme uji kepatutan dan kelayakan.

Baca selengkapnya: Kasus Jiwasraya, Pengawasan Pengawasan terhadap Eksekutif Asuransi Dinilai Kurang

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/10/16/060900726/berita-populer--bos-mayapada-tukar-dollar-hingga-jiwasraya-tunda-bayar-polis

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke