Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sri Mulyani Sebut Pengelolaan Utang Makin Baik, Ini Alasannya

JAKARTA, KOMPAS.com - Realisasi pembiayaan anggaran dalam APBN 2018 hingga 30 September 2018 tercatat sebesar Rp 292,8 triliun atau pertumbuhannya minus 25,1 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, ini adalah salah satu cerminan pengelolaan APBN dalam hal manajemen utang yang makin membaik karena pertumbuhannya negatif.

"Kalau lihat trennya semakin turun, dari yang pertumbuhannya 32,4 persen pada 30 September 2016 jadi 0,7 persen pada periode yang sama tahun 2017 dan sekarang lebih turun lagi. Ini sejalan dengan upaya untuk mengurangi biaya utang," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers di kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak, Rabu (17/10/2018).

Sri Mulyani menuturkan, pertumbuhan pembiayaan anggaran yang turun dalam dua tahun terakhir ini sejalan dengan penurunan pertumbuhan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN). Penerbitan SBN dilakukan pemerintah sebagai instrumen untuk mendapatkan pembiayaan guna mengurangi defisit APBN.

Realisasi total SBN neto per 30 September 2018 sebesar Rp 308,8 triliun atau mengalami pertumbuhan yang negatif 19,1 persen. Dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, pertumbuhan SBN neto masih minus 1,8 persen dan per 30 September 2016 pertumbuhannya malah positif 41 persen.

"Kami upayakan agar kinerja pembiayaan anggaran akan lebih rendah lagi pertumbuhannya. Sejauh ini, pembiayaan anggaran sangat baik karena pertumbuhannya negatif," tutur Sri Mulyani.

Dalam konferensi pers, Sri Mulyani belum menyebut beberapa data terkini utang hingga akhir September 2018. Namun, jika merujuk data dari Bank Indonesia (BI), utang luar negeri Indonesia per akhir Agustus 2018 tercatat sebesar 360,7 miliar dollar AS.

Dari angka tersebut, 181,3 miliar dollar AS merupakan utang pemerintah dan bank sentral, sementara 179,4 miliar dollar AS dari utang swasta dan BUMN.

Utang luar negeri Indonesia pada periode itu tumbuh 5,14 persen secara tahunan (year on year). Meski begitu, utang luar negeri tersebut disebut relatif stabil dibanding pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5,08 persen.

Pendorong utama pertumbuhan utang luar negeri Indonesia adalah dari peningkatan utang luar negeri swasta di tengah melambatnya pertumbuhan utang luar negeri pemerintah dan bank sentral.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/10/17/125757126/sri-mulyani-sebut-pengelolaan-utang-makin-baik-ini-alasannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke