Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sekuritas, Asuransi, dan Dana Pensiun Indonesia Tumbuh Pesat

JAKARTA, KOMPAS.com - Laporan kesejahteraan global Allianz tahun 2017 menunjukkan bahwa pertumbuhan aset keuangan global meningkat hingga 7,7 persen. Salah satu negara yang mengalami pertumbuhan pesat yakni Indonesia yang didongkrak oleh sekuritas, asuransi, dan dana pensiun.

Pada 2017, pertumbuhan aset finansial sektor swasta di Indonesia meningkat 10,9 persen. Tahun sebelumnya, peningkatannya hanya 9,9 persen.

Adapun penggerak pertumbuhannya adalah sekuritas sebesar 28,2 persen. Hal ini mencerminkan perkembangan positif pasar saham Indonesia.

Kemudian diikuti oleh asuransi dan dana pensiun yang tumbuh 23,5 persen.

“Meskipun pertumbuhan aset rumah tangga meningkat, namun penetrasi asuransi di Indonesia masih rendah," ujar Joos Louwerier, Country Manager dan Direktur Utama Allianz Life Indonesia dalam keterangan tertulis, Rabu (31/10/2018).

Louwerier memastikan Allianz Indonesia selalu menyediakan solusi asuransi untuk semua segmen masyarakat.

"Kami berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam meningkatkan literasi keuangan untuk melindungi lebih banyak orang,” kata dia.

Louwerier mengatakan, deposito tetap menjadi kelas aset yang paling diminati, dengan persentase sebesar 67,3 persen. Hal ini didasari fakta bahwa sebagian besar penduduk masih belum memiliki atau mempunyai akses yang terbatas kepada jenis layanan dan produk keuangan lain yang lebih luas.

Meski pertumbuhan kredit meningkat menjadi 9 persen pada 2017, posisi rasio utang terhadap PDB tetap stabil di angka 16,2 persen. Angka tersebut salah satu yang terendah di antara negara-negara Asia lain yang dianalisa.

Aset finansial per kapita (net) berada di posisi 650 euro menempatkan Indonesia di peringkat ke-52 dalam daftar negara terkaya di seluruh dunia, satu peringkat di atas Ukraina.

Sementara itu, Swiss kembali merebut posisi teratas dari AS. Secara umum, pada 2017, negara-negara Eropa lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya, yangmencerminkan  semakin menguatnya euro.

Tahun 2017 dianggap masa-masa yang luar biasa dan nyaris sempurna bagi para investor meski ketegangan politik meningkat. Setelah terjadi krisis keuangan, pemulihan ekonomi mencapai puncaknya dengan kemajuan di seluruh dunia.

Kinerja pasar keuangan juga meningkat, khususnya pasar modal. Hasilnya, aset finansial naik secara signifikan sebesar 7,7 persen dan aset finansial global meningkat menjadi 168 triliun euro (bruto).

"Tahun lalu adalah tahun yang sangat baik bagi para penabung," ungkap Chief Economist Allianz Michael Heise.

Tahun lalu, sebut dia, era pasca krisis keuangan sudah berakhir untuk selamanya. Masa-masa ketika kebijakan moneter diciptakan untuk menjaga dan meningkatkan kondisi yang stabil di pasar keuangan, sudah terlewati.

Namun, saat ini, mulai muncul tanda-tanda mengkhawatirkan yakni kenaikan suku bunga, konflik perdagangan, hingga situasi politik yang semakin populis menimbulkan ketegangan dan gejolak tersendiri.

"Bulan pertama pada tahun ini sudah terasa pahit," kata Heise.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/11/01/051600526/sekuritas-asuransi-dan-dana-pensiun-indonesia-tumbuh-pesat

Terkini Lainnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke