Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sempat Terpuruk, Perekonomian Korban Gempa Lombok Mulai Bangkit

BANDUNG, KOMPAS.com – Gempa yang meluluhlantakkan sebagian Lombok, Nusa Tenggara Barat belum lama ini, membuat perekonomian warga ikut lumpuh.

“Lombok, terutama Lombok Utara sempat break tiga bulan. Selama itu, mereka berjuang mengembalikan perekonomian mereka,” ujar Ketua Pengurus Koperasi Mitra Dhuafa (Komida), Slamet Riyadi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (8/11/2018).

Komida merupakan koperasi yang memberdayakan perempuan miskin di perkampungan.

Saat ini, Komida memiliki 560.000 anggota di 12 provinsi di Indonesia. Di Lombok, terutama Lombok Utara yang menjadi lokasi terdampak gempa terparah, anggotanya mencapai 11.000.

Selama tiga bulan pasca gempa, anggota Komida di Lombok tidak mampu mengembalikan pinjaman. Hal ini membuat rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) Komida di Indonesia melonjak dari 0,3 persen menjadi 0,6 persen.

“Kami prihatin, kami pun tidak bisa berbuat apapun ketika bencana menerjang dan masyarakat tidak mampu bayar (cicilan),” tuturnya.

Setelah tiga bulan berlalu, perekonomian masyarakat Lombok kembali menggeliat. Kini, para anggota mulai mencicil kembali kewajibannya.

“Sekarang sudah mulai normal, walau belum 100 persen normal,” ungkapnya.

Slamet optimistis, setelah perekenomian masyarakat kembali normal, angka NPL bisa ditekan.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/11/08/101500726/sempat-terpuruk-perekonomian-korban-gempa-lombok-mulai-bangkit

Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke