Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ingin Investasi di Startup? Kenali Risiko dan Keuntungannya

Sebagaimana dikutip dari CNN.com, investor startup dapat mencari pengembalian investasi yang layak, tetapi juga harus dapat menanggung risiko yang tak terelakkan. Investor yang awam akan menaruh banyak uang startup tertentu dan mereka juga menerima kemungkinan bahwa itu mungkin kerugian total.

Oleh karena itu, kenali dulu risiko dan keuntungan dalam berinvestasi startup.

Kepala Operasional dari Republic, Caroline Hofmann mengingatkan investor mengenai risikonya yang sangat tinggi, sedangkan hasilnya juga ternyata tidak begitu tinggi.

"Hasilnya hanya 5-10 persen dari apa yang Anda investasikan. Berinvestasi dalam jumlah yang lebih kecil di banyak perusahaan akan lebih aman daripada menempatkan banyak dana di perusahaan yang lebih sedikit," kata Hofmann.

"Tetapi itu bisa menjadi bagian dari strategi diversifikasi portofolio siapa pun," lanjut dia.

Sementara Mitra Crowdfund Capital Advisors, Sherwood Neiss menyebutkan, para investor startup berdatangan tanpa saling mengenal. Mereka memberikan uang ke perusahaan kepada perusahaan rintisan tersebut.

"Kenyataannya perusahaan yang jelek tidak akan mendapatkan uang. Sebagian besar uang adalah untuk perusahaan yang sukses," kata Neiss.

"Jika lebih banyak uang diberikan kepada perusahaan yang gagal, saya rasa ada yang salah dengan sistem," tambah dia.

Pembatasan

Akibat risiko tersebut, orang yang dapat berinvestasi startup pun terbatas. Pemerintah AS membatasi berapa banyak individu yang dapat berinvestasi selama periode 12 bulan dalam segala bentuk investasi crowdfunded yang tidak hanya terbatas pada satu platform, berdasarkan pada berapa banyak uang yang Anda miliki.

Jika kekayaan bersih atau pendapatan tahunan Anda kurang dari 107.000 dollar AS, Anda hanya dapat menginvestasikan lebih besar dari 2.200 dollar AS atau sekitar 5 persennya.

Jika penghasilan tahunan dan kekayaan bersih Anda setidaknya 107.000 dollar AS, maka Anda dapat menginvestasikan hingga 10 persennya. Namun, investasi Anda tidak dapat melebihi 107.000 dollar AS.

Pemerintah AS juga membatasi jumlah uang yang dapat diperoleh perusahaan melalui crowdfunding. Industri yang memfasilitasi investasi semacam ini meminta SEC sebagai otoritas yang berwenang, untuk menaikkan batas dari 1,07 juta dollar AS saat ini menjadi 20 juta dollar AS dalam upaya untuk memasukkan lebih banyak investor, serta membawa crowdfunding ke kelompok baru perusahaan besar.

"Kami telah membuktikan sekarang bahwa jika Anda membuka pasar modal swasta dengan mendigitasi informasi, investor akan datang," kata Neiss.

Di sisi lain, hal ini menjadi kabar menggembirakan bagi para investor. Ternyata, tak perlu jadi miliarder untuk bisa berinvestasi startup. Dua tahun lalu, SEC mengadopsi aturan yang memungkinkan perusahaan untuk mengumpulkan uang melalui crowdfunding dari siapa pun yang tertarik berinvestasi.

Menurut Crowdfund Capital Advisors, sebuah perusahaan investasi crowdfund, lebih dari 1.000 perusahaan telah mengajukan SEC untuk mengumpulkan uang di platform online. Startup yang telah dikucuri dana tidak hanya perusahaan teknologi, tetapi juga 80 industri lainnya, mulai dari restoran, salon, hingga perusahaan logistik.

"Kami pikir itu pada dasarnya tidak adil bahwa hanya sebagian kecil penduduk AS memiliki akses ke keuntungan investasi awal," kata Hofmann.

Seperti platform Republic yang menawarkan akses ke peluang investasi pilihan dari jalur rujukan, ekosistem startup, dan aplikasi terikat.

Di Republic, investor dapat berinvestasi dengan hanya 40 dollar AS saja. Contohnya startup TheCut, aplikasi untuk membooking tukang cukur. Perusahaan ini telah menerima lebih dari 93.000 dollar AS dari 421 investor. Lebih dari setengah investor berasal dari Afrika Amerika dan Latin.

"Itu adalah pengguna aktual mereka yang berinvestasi," kata Hofmann.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/11/27/083400326/ingin-investasi-di-startup-kenali-risiko-dan-keuntungannya

Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke