Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

LPS: Perang Bunga Simpanan di Perbankan Mulai Tak Sehat

Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Destry Damayanti mengatakan, saat ini rata-rata bunga simpanan di bank Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) 4 sudah melewati rata-rata bunga bank di BUKU 1,2 dan 3.

Persaingan bunga ini akan menyebabkan likuiditas di perbankan, terutama bank buku 3 dengan modal inti Rp 5 triliun hingga Rp 30 triliun akan semakin seret.

"Ini masih kita lihat perkembangannya makin memburuk atau nggak persaingannya, pernah dua tahun lalu terjadi jorjoran bener (menaikkan bunga dana) khususnya bank-bank besar, ini kan nggak sehat, kasihan bank-bank BUKU 1 dan 2, khususnya BUKU 3," ujar Destry ketika ditemui awak media di Jakarta, Rabu (28/11/2018).

Destry menjelaskan, saat ini pertumbuhan kredit di bank BUKU 3 masih cukup kencang dan masih bisa menembus double digit, namun, pertumbuhan dana sudah sangat minim di kisaran 4 persen secara keseluruhan.

"Kalau kredit masih tumbuh 11 persen, ini yang jadi concern kita," jelas dia.

Sementara di bank BUKU 4, pertumbuhan kredit secara industri juga cukup tinggi sebesar 14 persen. Namun, masih dapat diimbangi dengan pertumbuhan dana yang mencapai 11 persen.

"Karena memang BUKU 4 cukup berani naikin bunga dana kan memang mereka juga butuh," ujar Destry.

Adapun saat ini, posisi rasio pembiayaan terhadap simpanan (Loan to Deposit Ratio/LDR) bank BUKU 4 masih di bawah batas aman 90 persen, yaitu sebesar 88 persen, namun secara industri keseluruhan sudah mencapai 94 persen. Bahkan ada beberapa bank BUKU 1 dan 2 yang sudah mendekati 100 persen.

"Ada satu-dua BUKU I dan 2, ada juga buku 3 beberapa udah mepet, sekarang kita lihat industri aja sudah 94 persen itu sudah banyak ketolong dengan bank BUKU 4 yang masih 88 persen itu berarti banyak buku lain yg di atas 90 persen tp memang kondisi kita masih relatif aman," ujar dia.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/11/29/090500526/lps--perang-bunga-simpanan-di-perbankan-mulai-tak-sehat

Terkini Lainnya

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke