Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Maraknya Koperasi Bodong Bikin Asosiasi Gerah

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Asosiasi Koperasi Simpan Pinjam Indonesia (Askopindo) Sahala Panggabean mengaku gerah dengan kondisi semakin maraknya koperasi bodong di sejumlah daerah.

Apalagi kehadiran koperasi bodong tersebut telah merugikan masyarakat dan menimbulkan masalah dalam dunia koperasi.

"Kami juga akhir-akhir ini gerah dengan adanya modus operandi mengatasnamakan koperasi," kata Sahala di Kantor Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop dan UKM), Jakarta Selatan, Selasa (4/12/2018).

Sahala menyebutkan, salah satu Koperasi Simpan Pinjam (KSP) yang dicatut namanya ialah KSP Nasari. Oknum penipu tersebut mengaku bagian dari koperasi ini untuk mendapatkan uang dari calon anggota, sehingga masyarakat menjadi korban.

"Sebetulnya, bukan hanya KSP Nasari yang dicatut namanya dalam penipuan koperasi tapi masih banyak lainnya," ungkapnya.

Sahala tidak menyebutkan dan merinci berapa kasus penipuan berkedok koperasi di Tanah Air, baik yang sudah dilaporkan maupun sudah diproses. Namun, setiap kasus ini terjadi pihak bertindak dengan cepat dan langsung melaporkannya kepasa pihak berwenang.

"Namun laporan kita tidak diproses atau tidak ditindaklanjuti, polisi beralasan karena tidak korban dan kerugian," tuturnya.

Dia menuturkan, terdapat sejumlah faktor munculnya koperasi-koperasi bodong di Indonesia. Salah satunya adalah tingginya harapan masyarakat untuk mendapat pinjaman uang dengan cepat dan mudah.

"Harapan masyarakat kepada koperasi sejak zaman tradisional sempai era millenial, mendapat pinjaman uang dengan mudah, tanpa agunan, dana lebih cepat, dan berapa pun bunga pinjamannya dibandingkan dengan perbankan," imbuhnya.

Selain itu, lanjut Sahala, masyarakat juga berharap dapat memiliki simpanan atau investasi di koperasi yang bisa memberikan bunga lebih tinggi. Sehingga, masyarakat tidak akan berpikir lama jika ada oknum yang manawarkan keuntungan ini. Padah koperasi yang maskud bodong alias tak berizin.

"Harapan ini memicu sekelompok orang atau oknum yang berusaha memenuhi permintaan masyarakat dengan cara menawarkan kemudahan pinjaman dan produk dengan bunga tinggi tersebut dengan mencatut nama koperasi," ungkapnya.

Ia berharap, kasus-kasus penipuan ini bisa ditekan dan ditindak oleh pihak kepolisian, sembari Askopindo melakukan upaya preventif kepada masyarakat. Mengedukasi masyarakat tentang legalitas sebuat koperasi.

Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai meraknya penipuan mengatasnamakan koperasi terjadi karena pengetahuan masyarakat sangat minim. Publik terlalu sangat mudah percaya.

"Pada dasarnya, masyarakat kita mudah tergiur. Ada semacam keinginan masyarakat ingin cepat kaya," kata Ketua Satgas Waspada Investasi OJK Tongam Lumban Tobing dalam kesempatan yang sama.

Tongam mengatakan, para oknum penipu yang mengatasnamakan koperasi sangat jeli dan pintar membujuk masyarakat. Mereka biasanya menjanjikan untung yang besar dan kemudahan lainnya.

"Tingkat pemahaman masyarakat terhadap koperasi belum jelas (sejauh mana)," ujarnya.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/12/04/195558426/maraknya-koperasi-bodong-bikin-asosiasi-gerah

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke