Terdapat banyak keuntungan yang di dapat dari cara berdagang macam ini. Misalnya, jangkauan konsumen yang lebih luas, tidak membutuhkan toko fisik, tidak dikenai pajak, dan lebih fleksibel dalam banyak hal.
Hal itu kemudian membuat banyak pihak berbondong-bondong mendirikan bisnis online dengan berbagai jenis usaha.
Kehadiran bisnis-bisnis daring ini perlahan memang menggerus keberadaan toko offline. Namun, menurut pengamat e-commerce, Mochamad James, hanya ada satu jenis usaha offline yang dapat bertahan, yakni toko waralaba.
"Nanti yang akan bertahan ya konsep convenient store yang dekat rumah, macam Indomaret , Alfamart , dan sejenisnya itu," kata James.
Toko waralaba menyediakan kebutuhan sehari-hari yang sifatnya primer, seperti makanan dan barang keperluan rumah tangga.
Jenis barang-barang itu harus segera dipenuhi jika persediaannya sudah habis, tidak bisa menunggu. Sehingga jenis toko online untuk usaha yang satu ini sepertinya tidak cocok.
Selain itu, toko-toko waralaba ini menyediakan toko fisik yang nyaman, penataan rapi, keseragaman harga di berbagai wilayah, dan sistem pembayaran yang terkomputerisasi. Hal ini cenderung memanjakan konsumen, dan menjadi nilai plus dibandingkan toko-toko konvensional pada umumnya.
Menurut James, persaingan antara usaha daring dan luring sudah terjadi sejak lama. Namun, sepertinya persaingan itu lebih banyak dimenangkan oleh mereka yang ada di ranah daring.
"Makin ke sini pembeli makin merasa enggak perlu melihat fisik barangnya, cukup melihat dari foto. Retail-retail besar kan sudah banyak yang menjadi korban, Matahari dan Ramayana misalnya," ujar James.
James menambahkan, ada faktor lain yang membuat konsumen akhirnya lebih memilih berbelanja secara online.
"Dan dengan mekanisme escrow payment (pembayaran yang dilakukan ke pihak ketiga) seperti yang diterapkan oleh banyak online store besar, cukup memberikan rasa aman dalam bertransaksi," ujar dia.
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/12/11/165114626/retail-waralaba-disebut-akan-bertahan-dari-gempuran-dagang-online