Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dampak Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia ke Daerah Tak Sesuai Harapan

Namun, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, dampak rambatan dari kegiatan tersebut tidak begitu besar ke wilayah lain. Sebab, hanya sebagian kecil peserta yang melakukan perjalanan ke luar Bali sebelum dan sudah pelaksanaan acara.

"Hal ini karena pelaksanaan kegiatan yang begitu panjang, selama enam sampai tujuh hari dan sangat intense," ujar Bambang konferensi pers dampak Pertemuan Tahunan IMF WB di Kantor Kementerian PPN/BAPPENAS, Jakarta (18/12/2018).

Berdasarkan hasil survei BAPPENAS, kebanyakan peserta pertemuan tersebut menghabiskan waktu di Bali selama 7 hari untuk peserta mancanegara, sementara untuk peserta domestik selama 6,5 hari.

Sementara itu, berhasalkan analisis yang dilakukan melalui Mobile Positioning Data, peserta yang datang dari negara dengan jarak paling jauh dari Indonesia cenderung menghabiskan waktu lebih lama.

Seperti peserta dari Italia yang cenderung menghasilkan waktu selama 9,6 hari, sementara Luksemburg selama 9,3 hari begitu pula dengan Irlandia.

Sementara peserta Jepang cenderung menghabiskan waktu di Bali hanya selama pelaksanaan acara saja, yaitu selama 6,2 hari.

Walau tak begitu besar, ada juga peserta yang melakukan kunjungan ke daerah lain. Sebanyak 29 presen responden dari survei tersebut melakukan kunjungan ke Jakarta, kemudian 12 persen ke Nusa Tenggara Barat dan Jawa Timur, dan sisanya ke daerah Banten, Nusa Tenggara Timur dan Jawa Barat.

"Nasmun, untuk kunjungan ke Jakarta bias karena kemungkinan mereka transit (di Bandara Soekarno Hatta)," jelas Bambang.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/12/18/214500826/dampak-pertemuan-tahunan-imf-bank-dunia-ke-daerah-tak-sesuai-harapan

Terkini Lainnya

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke