Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pasca-tsunami Selat Sunda, Hotel dan Penginapan yang Rusak Mulai Diperbaiki

"Hotel-hotel yang ada kerusakan itu mereka langsung memperbaiki dan rehabilitasi dilakukan, karena tidak parah banget yang kena. Paling pagar kena, dan ada restoran-restoran di pinggir pantai," ujar Ashok kepada Kompas.com, Senin (24/12/2018).

Ia tak menampik, memang selepas tsunami menghantam wilayah Banten, banyak tamu-tamu hotel dan penginapan yang memilih membatalkan atau menggeser ke hari lain.

"Kemungkinan besar dengan adanya bencana ini ada yang melakukan pembatalan atau waktunya digeser. Hotelkan banyak villa tapi hanya 1-2 kena, bukan total (rusak) bersih. Kalau yang bambu-bambu memang deretan Carita dan Caringin (rusak) semua," jelas Ashok.

Namun, Ashok masih menaruh harapan bahwa untuk perayaan Tahun Baru, hotel-hotel dan penginapan masih akan cukup ramai nantinya.

"Tingkat hunian tidak kita khawatirkan, sebenarnya wisatawan 80-90 persen yang booking sudah bayar bahkan ada yang sudah lunas semuanya," paparnya.

Hingga kini sebut dia, ada sebagian wisatawan yang masih memilih tinggal di sebagian hotel yang ada di wilayah terdampak bencana tsunami Selat Sunda kemarin.

"Kemarin masih ada yang tinggal, di Marbella Hotel masih banyak yang tinggal. Di hotel Pesona juga masih ada yang tinggal. Jadi, pemberitaan semua kabur itu tidak ada," tutur Ashok.

"Sekarang mereka sedang merapikan bagaimana agar Tahun Baru bisa beroperasi," tambah dia.

Sebagai informasi, selepas bencana tsunami yang menerjang wilayah pesisir Banten, Sabtu (22/12/2018) lalu, PHRI Provinsi Banten menyebut ada 20 hotel dan penginapan yang mengalami kerusakan. Namun, tingkat kerusakan dari tiap hotel berbeda-beda. PHRI menyebut bahwa wilayah Tanjung Lesung paling terdampak bencana.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/12/24/124200626/pasca-tsunami-selat-sunda-hotel-dan-penginapan-yang-rusak-mulai-diperbaiki

Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke