Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bank Sentral AS Akan Lebih "Sabar" dalam Mengeluarkan Kebijakan Moneter

Dikutip dari CNBCB, pejabat The Fed pun sepakat, peningkatan bertahap lebih lanjut dalam tingkat dana tertentu akan disesuaikan. Hal ini menjadi mengaburkan pernyataan The Fed sebelumnya mengenai kenaikan suku bunga hingga empat kali sepanjang 2019.

Risalah The Fed tersebut menyatakan, bank sentral bisa 'lebih besabar' menegenai kebijakan lebih lanjut.

Sebelumnya, bank sentral telaj menaikkan suku bunga menjadi dikisaran 2,25 persen hingga 2,5 persen, atau naik empat kali tahun lalu dan kesembilan kalinya sejak normalisasi kebijakan dilakukan pada Desember 2015.

"Dengan peningkatan dalam kisaran target pada pertemuan kali ini, Federal Funds Rate (suku bunga bank sentral AS) akan berada pada atau mendekati ujung bawah kisaran estimasi suku bunga netral jangka panjang, dan peserta menyatakan bahwa perkembangan terkini, termasuk volatilitas dalam keuangan pasar dan meningkatnya kekhawatiran tentang pertumbuhan global, membuat tingkat dan waktu yang tepat dari kebijakan masa depan lebih jelas dari sebelumnya," sebut ringkasan pertemuan tersebut.

Pejabat The Fed pun memangkas ekspektasi kenaikan suku bunga tahun ini dari empat kali menjadi dua kali seiring dengan pertumbuhan dan volatilitas di pasar keuangan.

"Perhatian terkait meningkatnya tensi perdagangan, prospek pertumbuhan ekonomi global, dan keberlanjutan pendapatan perusahaan menjadi faktor yang berkontribusi terhadap anjloknya harga saham," ujar risalah tersebut.

Sebelumnya, Gubernur The Fed Jerome Powell juga sempat memberikan pidato mengenai regulator yang akan lebih 'bersabar' dalam mengambil keputusan.

Seperti yang direfleksikan dalam risalah tersebut, sentimen di antara para pejabat The Fed adalah ekonomi yang tetap kuat, namun mereka menekankan risiko yang akan diterima oleh pasar.

Hal yang paling sering diungkapkan adalah kemungkinan dari melambatnya pertumbuhan ekonomi global yang lebih rendah dari yang diperkirakan, memudarnya stimulus fiskal yang lebih cepat, peningkatan ketegangan perdagangan, atau dampak lebih besar dari yang diperkirakan mengenai dampak dari pengetatan kebijakan moneter hingga saat ini.

Selain itu, pejabat The Fed juga sepakat akan menghapus bagian panduan dalam pernyataan pasca pertemuan mengenai sentimen umum kenaikan suku bunga. Sebalinya, pernyataan tersebut hanya akan mencatat bahwa kenaikan suku bunga The Fed akan bergantung pada data-data perkembangan kondisi ekonomi terakhir.

https://ekonomi.kompas.com/read/2019/01/10/065245926/bank-sentral-as-akan-lebih-sabar-dalam-mengeluarkan-kebijakan-moneter

Terkini Lainnya

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke