Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

YLKI: Masyarakat Syok dengan Kenaikan Harga Tiket Pesawat

Menurut dia, selama ini masyarakat sudah terbiasa dengan tiket pesawat yang murah.

"Mengapa konsumen syok? Masyarakat sudah biasa dengan tarif murah yang diberikan diskon. Ketika diskon diambil, ibarat koreng dicabut hansaplasnya, ya sakit," ujar Tulus di Jakarta, Selasa (15/1/2019).

Tulus menambahkan, dalam hal ini maskapai gagal memahami psikologis masyarakat. Seharusnya, kenaikan harga tiket pesawat tersebut dilakukan secara bertahap.

"Nah syok lagi karena pencabutan diskonya tinggi. Masyarakat syok lagi karena dipicu bagasi berbayar. Kenaikan jadi akumulatif. Udah bagasinya bayar, tarifnya naik. Kalau ini dibiarkan bisa jadi bumerang, bisa ada migrasi (penumpang)," kata Tulus.

Tulus mengakui kenaikan harga tiket ini tak menyalahi aturan yang berlaku. Sebab, para maskapai menaikan harga tiket tak melebihi aturan tarif batas atas yang ditentukan pemerintah.

Namun, Tulus meminta kenaikan tarif ini harus dibarengi dengan peningkatan pelayanan yang diberikan ke konsumen.

"Kalau mau naik harus bertahap, kita tidak bisa hindari kenaikan, tapi dengan psikologi masyarakat harus dilakukan bertahap. Masyarakat menuntut peningkatan pelayanan. Harus ditingkkatkan OTP (on time performance)," ucap dia.

https://ekonomi.kompas.com/read/2019/01/15/220700626/ylki--masyarakat-syok-dengan-kenaikan-harga-tiket-pesawat

Terkini Lainnya

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke