Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Harga Komoditas Fluktuatif, RI Harus Fokus Kelola Industri Manufaktur

JAKARTA, KOMPAS.com - Meskipun kondisi ekonomi domestik cenderung stabil di tengah volatilitas perekonomian global, namun untuk bisa menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen, Indonesia harus bisa merubah orientasi ekspornya dari komoditas menjadi manufaktur.

Head of Mandiri Institute Moekti Soejachman mengatakan, Indonesia tidak bisa terus menerus bergantung pada harga komoditas untuk mendorong perekonomiannya. Sebab, harga komoditas cenderung fluktuatif dan sangat bergantung pada kondisi perekonomian global.

"Dengan harga komoditas yang turu kita perlu mulai fokus ke manufaktur karena ngga bisa terus menerus memggantungkan ekonomi pada komoditas. Karena harga komoditas relatif fluktuatif. Sementara manufaktur lebih stabil dan biasanya kontrak jangka panjang," ujar Moekti ketika memberi penjelasan kepada awak media di Jakarta, Senin (21/1/2019).

Selain itu, Moekti mengatakan, industri manufaktur juga memiliki potensi penyerapan tenaga kerja yang lebih besar.

Perubahan pola impor salah satu mitra dagang terbar Indonesia, China, juga menjadi pertimbangan lain yang membuat Indonesia harus lebih fakus dalam mengelola industri manufakturnya.

Sebagai catatan, tahun ini laju pertumbuhan ekonomi China diperkirakan melambat dari 6,6 persen tahun lalu menjadi hanya 6 persen tahun ini. Dikutip dari Reuters, pada kuartal IV 2018 pun ekonomi China hanya bisa tumbuh 6,4 persen, terlesu dalam 28 tahun belakangan.

"Pertumbuhan China melambat dan impor mereka juga berubah polanya. Sebelumnya mereka lebih banyak impor bahan baku, sekarang karena memang merubah pola ekonomi dari produksi ke komsumsi, maka impor mereka akan lebih banyak ke barang konsumsi," ujar Moekti.

Sektor industri dinilai harus lebig fokus dalam mengelola manufaktur untuk memroduksi barang-barang yang lebih diminati China, yaitu barang konsumsi.

"Itu jangan sampai ketinggalan lagi karena Indonesia beberapa kali ketinggalan dari tren dunia," tutupnya.

https://ekonomi.kompas.com/read/2019/01/21/130827226/harga-komoditas-fluktuatif-ri-harus-fokus-kelola-industri-manufaktur

Terkini Lainnya

Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Whats New
Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke