Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tingginya Dana untuk Naik Pesawat Berdampak ke Banyak Sektor

Kenaikan harga tiket juga berperan besar dalam melemahnya sektor wisata bahkan inflasi ekonomi.

Sebelumnya, sejumlah maskapai memang menaikkan nominal harga tiket pesawat. Bahan pihak Garuda Indonesia selaku maskapai BUMN mengakui sebagai inisiator maskapai yang menaikkan harga.

Setelah keputusan ini dibuat oleh maskapai plat merah itu, maskapai-maskapai lain pun sontak mengikutinya menaikkan harga tiket pesawat.

Ini tentunya memberatkan konsumen. Apalagi, maskapai yang terbilang menghadirkan tiket murah atau low cost carrier kini menerapkan biaya bagasi.

Tentu saja ini sebuah dilema. Biaya operasional pesawat terbang memang sangat tinggi, mulai dari harga pesawat, perawatan, perbaikan, bahan bakar, hingga gaji para staf profesional di dalamnya.

Harga tiket pesawat yang rendah tidak akan cukup menutup biaya yang diperlukan maskapai untuk operasionalisasi usahanya.

Direktur Utama Garuda Indonesia sekaligus Ketua Indonesia National Air Carrier Association (INACA), Ari Ashkara mengaku maskapainya masih akan tetap merugi meskipun tarif tertinggi sudah diberlakukan.

Di sisi lain, tingginya harga tiket ini pasti akan berdampak pada menurunnya minat masyarakat menggunakan moda transportasi udara ini. Lebih jauh, penurunan minat ini akan membawa imbas yang juga serius pada sektor-sektor lainnya.

Penerbangan dibatalkan

Dampak mahalnya tarif pesawat benar-benar terjadi akhir-akhir ini. Di Bandar Udara Hang Nadim, Batam misalnya, sembilan jadwal penerbangan diketahui batal dilaksanakan karena alasan sepi penumpang.

Hal yang sama juga terjadi di Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru.

Sejumlah 223 penerbangan dibatalkan, lagi-lagi karena  jumlah penumpang yang turun drastis. Setidaknya sejak tanggal 1-14 Januari.

Ternyata, ini berdampak serius pada keberlangsungan sektor pariwisata di daerah-daerah.

Salah satunya Maluku yang kehilangan calon pengunjungnya. Mereka memutuskan untuk  membatalkan kunjungan karena tingginya harga tiket pesawat.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Association of Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Maluku, Faruk Baadila.

"Yang kita sayangkan itu kenaikan tiket pesawat ikut mengganggu pariwisata, banyak tamu yang mau datang ke Maluku membatalkan perjalanan karena tiket yang sangat mahal," kata Faruk.

Untuk mengatasi hal itu, Faruk pun terbang ke Jakarta dan melakukan negosiasi dengan beberapa maskapai penerbangan, salah satunya Garuda Indonesia.

Ia meminta pihak maskapai menurunkan harga tiket penerbangan ke wilayah Indonesia bagian Timur yang terkenal mahal, termasuk Maluku.

Dari pertemuan itu, harga tiket pesawat perlahan mengalami penurunan. Harga tiket Jakarta-Maluku sudah ada di angka Rp 2 jutaan.

"Selama empat-lima tahun terakhir, inflasi kita itu bukan lagi pangan, memang masih tinggi dan berpengaruh, tetapi selain itu dia juga ada perhubungan (tiket pesawat), baru setelah itu pendidikan, tiga itu saja," ujar Darmin.

Bahkan ada pula petisi online yang dialamatkan pada Kementerian Pariwisata, dan beberapa pihak lain agar harga tiket pesawat bisa diturunkan.

Hasilnya, saat ini sebagian besar biaya penerbangan dengan rute-rute tertentu telah diturunkan hingga 60 persen.

Langkah inilah yang akhirnya diambil oleh pihak maskapai meskipun mereka harus menelan kerugian yang semakin besar, akibat biaya operasionalisasi yang tak tertutupi.

https://ekonomi.kompas.com/read/2019/01/25/154106226/tingginya-dana-untuk-naik-pesawat-berdampak-ke-banyak-sektor

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke