Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ekonom: Masyarakat Kerap Keliru Pahami Utang Negara

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak pihak mengkritisi kebijakan pemerintah soal pengelolaan utang.

Pasalnya, dalam Dokumen APBN Kita Edisi Januari 2019 dipaparkan posisi utang pemerintah pusat per akhir Desember 2018 mencapai Rp 4.418,3 triliun.

Namun, Direktur Strategi Investasi dan Kepala Makroekonomi Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat menyatakan masyarakat kerap keliru dalam memahami utang negara. Negara memang perlu untuk menerbitkan surat utang untuk menggenjot produktivitas dalam negeri.

"Kekeliruan kita itu tidak memahami utang secara benar," ujar Budi ketika memberikan penjelasan kepada awak media di kantornya, Selasa (29/1/2019).

Budi menilai, kemampuan Indonesia untuk berutang cukup besar. Namun, pemerintah juga sudah mengelola utang negara agar tak terlalu mahal ketika membayar.

"Gede (kemampuan utang Indonesia) tapi Bu Sri Mulyani lagi berhemat jangan sampai bayarnya kemahalan. Karena pajaknya bagus. Kalau pajak bagus tidak perlu berutang. Makanya Desember kemarin kita tidak ada lelang," ujar Budi.

Dalam APBN 2019, pemerintah akan menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) sebesar Rp 826 triliun, dengan 7,26 persen di antaranya, atau Rp 60 triliun berupa SBN ritel.

Di awal tahun ini, pemerintah juga telah menerbitkan SBR005 dengan bunga realtif tinggi, yaitu 8,15 persen per tahun.

"Pemerintah itu tidak gunakan utang untuk bayar utang. Jadi harus lihat data," ujar Budi.

https://ekonomi.kompas.com/read/2019/01/29/170600826/ekonom--masyarakat-kerap-keliru-pahami-utang-negara

Terkini Lainnya

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke