Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menteri Perindustrian: Perang Dagang Tak Ganggu Industri Manufaktur

Menurut dia, manufaktur termasuk industri yang kuat meski tertekan kondisi global. Hal ini terlihat dari pertumbuhan industri manufaktur di beberapa komoditas yang tetap tumbuh sepanjang 2018 meski dihadapkan kondisi perang dagang.

"Salah satu yang ditekan AS adalah industri baja. Realitas Indonesia tahun kemarin, naik ekspornya 80 persen," kata Airlangga di kantor BKPM, Jakarta, Rabu (6/2/2019).

"Berarti kan kita tidak terganggu dengan itu walaupun kita kena bea masuk. Jadi kita bisa antisipasi itu," lanjut dia.

Industri manufaktur yang cukup diunggulkan tahun ini antara lain baja, petrokimia, elektronik, dan otomotif. Komoditas tekstil juga diprediksi masih mengalami peningkatan karena beberapa buyer menyatakan akan melakukan ekspansi pemesanan ke Indonesia. Hal ini merupakan dampak positif dari perang dagang, sehingga Indonesia menjadi pasar alternatif bagi eksportir.

"Jadi, ada opportunity dari trade war itu sendiri," kata Airlangga.

Selain itu, industri furniture di Indonesia juga masih menjadi salah satu favorit pembeli dari luar negeri. Melihat perkembangan pasar furniture, pemerintah membangun Politeknik khusus furniture di Semarang. Peresmiannya dilakukan langsung oleh Menteri Pendidikan Singapura.

Airlangga mengatakan, pemerintah Singapura sangat terkesan dengan upaya Indonesia mendorong perkembangan industri mulai dari pendidikan vokasi.

"Jadi pemerintah juga investasi buat pendiidkan. Mereka (Singapura) juga dengan standar mereka, mengatakan ini (aksi pemerintah) terbilang cepat," kata Airlangga.

https://ekonomi.kompas.com/read/2019/02/06/180500726/menteri-perindustrian--perang-dagang-tak-ganggu-industri-manufaktur

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke