Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Credit Suisse dan JP Morgan "Saling Berbantahan" soal Market RI, Bagaimana Komen Analis?

Bagaimana investor menyikapi sentimen rekomendasi dari kedua bank investasi raksasa milik asing tersebut?

Mengutip Kontan.co.id, Kamis (14/2/2019), analis Reliance Sekuritas Kornelis Wicaksono berpendapat, investor terutama yang besar dan institusional, lazimnya akan menggunakan pandangan sejumlah riset terkemuka untuk menentukan arah investasinya.

“Hal ini mereka lakukan untuk mencari pandangan umum ke mana investasi mereka harus diarahkan. Misal dari tiga pandangan mengatakan buy dan hanya satu sell, maka secara konsesus arah investasi adalah buy,” jelasnya, Rabu (13/2/2019).

Managing Director Head of Equity Capital Market Samuel International Harry Su mengatakan, pengaruh rilis Credit Suisse dan JPMorgan tersebut bergantung pada pandangan masing-masing investor. “Kalau setuju, jual. Kalau tidak, bisa juga malah beli,” ujarnya kepada Kontan.co.id.

Sementara analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, aksi saling bantah antar ‘raksasa’ tersebut akan membuat investor kebingungan. Namun, kata William, mengenai pendapat mana dari kedua bank investasi asing tersebut yang tepat akan dibuktikan oleh pasar itu sendiri.

“Cara melihatnya mudah. jika investor asing banyak net sell setelah mereka (Credit Suisse) downgrade, maka mereka yang benar dan investor asing lainnya biasanya akan menyusul aksi jual. Tapi jika mereka salah, kita akan melihat masih adanya nett buy investor asing dalam jumlah besar. Yang perlu diperhatikan adalah respons pasarnya, apakah terlihat ada kepanikan atau tidak,” jelas William kepada Kontan.co.id.

Kornelis menyebut, sentimen downgrade dari Credit Suisse tersebut hanya akan mempengaruhi investor asing dalam jangka pendek.

“Karena jika ada yang menggunakan pandangan Credit Suisse untuk menentukan arah investasinya, mereka akan segera rebalancing portofolionya,” ujar Kornelis.

Senada, Harry bilang, sentimen tersebut bisa bertahan dua sampai tiga pekan. “Karena aksi jual kadang kala memerlukan board meeting untuk institutional investor asing. Prosesnya bisa dua minggu dan baru setelah itu mereka bisa aksi jual,” katanya.

William juga mengatakan efek sentimen tersebut akan berlangsung singkat. “Biasanya singkat karena hanya mengukur arus dana saja. Mengalir keluar atau malah bertambah, seperti saya katakan tadi. Kalau arus dana masuk makin banyak, maka isu-isu downgrade tadi akan segera dilupakan arena pelaku pasar optimistis kembali,” jelasnya.

Kornelis menyarankan, di tengah tarik-menarik pendapat antara Credit Suisse dan JPMorgan tersebut, investor domestik perlu tetap yakin akan kondisi ekonomi Indonesia, terutama pada tahun pemilu ini yang ia yakini akan membuat IHSG positif.

“Mengenai riset lembaga keuangan raksasa, hendaknya investor menggunakan beberapa pandangan supaya bisa mendapatkan sebanyak mungkin informasi sebelum membuat keputusan investasi,” ujarnya.

Sementara William berpendapat, pelaku pasar tidak perlu terlalu mengamini pendapat broker asing tersebut. Meskipun, rilis broker asing cukup menakutkan, akan selalu ada saham yang bisa memberikan keuntungan.

“Jadi saran saya fokus ke pasar saja. Jangan fokus pada apa yang mereka katakan. Efeknya paling hanya ke saham-saham blue chips. Tapi investor domestik masih bisa mencari kesempatan di saham-saham second liner atau third liner yang justru persentase keuntungannya bisa lebih tinggi di saat seperti ini,” pungkasnya. (Aldo Fernando)

Berita ini teah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Saran para analis menyusul sentimen dari pernyataan Credit Suisse dan JP Morgan

https://ekonomi.kompas.com/read/2019/02/14/060900026/credit-suisse-dan-jp-morgan-saling-berbantahan-soal-market-ri-bagaimana

Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke