Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLN Luncurkan Listrik Prabayar

Kompas.com - 17/01/2008, 14:36 WIB

BANDUNG, KAMIS - Perusahaan Listrik Negara meluncurkan listrik prabayar, yaitu sistem pembayaran dan pembelian listrik yang dilkukan diawal, sebelum pemakaian. Harapannya, sistem ini bisa menghemat penggunaan listrik. Uji coba listrik bayar pertama kali akan dilakukan di Kota Bandung, yaitu pada 1.000 pelanggan rumah tangga.

Direktur Utama PT PLN Eddie Widiono mengatakan, Kamis (17/1), di Bandung, pilot project listrik prabayar ini pertama kali dilakukan di wilayah Jawa Barat, khususnya Kota Bandung. Jabar sengaja dipilih karena mewakili 70 persen konsumen listrik yang ada di Pulau Jawa.

Akan tetapi, tujuan utama dari produk listrik prabayar ini adalah untuk memberi kemudahan kepada pelanggan melakukan penghematan listrik, disesuaikan dengan penggunaannya. "Sasarannya adalah pelanggan yang madani, yaitu pelanggan yang bertanggung jawab. Dan secara gradual (bertahap) bisa memilih penggunaan listrik yang lebih hemat," ujar Eddie, usai meluncurkan listrik prabayar, di Hotel Horison, Bandung.

Sementara itu, menurut General Manger Distribusi Jawa Barat dan Banten Murtaqi Syamsudin, listrik prabayar memberi kemudahan dan kedisiplinan pelanggan untuk membayar. Namun, untuk tahap pertama ini, uji coba masih dilakukan di Kota Bandung, dengan target 1.000 pelanggan listrik.

Setelah tiga bulan pertama, akan dilihat respon pelanggan, keuntungan lebih yang bisa dinikmati pelanggan, serta kesiapan jaringan PLN. "Secara jujur, saya masih belum tahu kelanjutannya. Kita akan melihat darri uji coba dan evaluasinya. Jika berhasil akan diperluas," kata Murtaqi.

Nantinya, PLN menargetkan 30 persen pelanggan baru bisa menggunakan listrik prabayar. Sementara ini, pembelian token (voucher listrik isi ulang) baru bisa dilakukan di Bank Bukopin, melalui anjungan tunai mandiri maupun payment point online banking (PPOB) mitra Bukopin.

"Sekarang ini memang pembelian token baru bisa dilakukan di Bukopin dan kantor pos, tetapi sudah ada 4 bank yang sedang melakukan pembicaraan teknis dengan PLN. Rencananya, pertengahan tahun ini, token pulsa listrik prabayar itu sudah bisa dibeli di semua ATM bank," ujar Murtaqi.

Direktur Utama Bank Bukopin Glen Glenardi menambahkan, keuntungan yang bisa diperoleh Bukopin adalah adanya pemasukan dari bea transaksi, serta penambahan jumlah nasabah dari pelanggan PLN. Targetnya, dari sekitar 6 juta pelanggan PLN yang sudah bertransaksi di Bukopin, sebanyak 10 persennya bisa menjadi nasabah Bukopin, dengan melihat kemudahan fasilitas yang ditawarkan.

Keuntungan itu bukan hanya bagi Bukopin dan pelanggan listrik, tetapi juga PLN yang bisa mengurangi biaya operasional abonemen listrik pascabayar. "Kalau setiap tahun tumbuh 10 persen nasabah baru dari pelanggan PLN, itu kan sudah lumayan sekali," ujar Glen, usai peluncuran listrik prabayar.

Untuk saat ini, listrik prabayar masih dikhususkan kepada pelanggan rumah tangga, sedangkan pelanggan industri masih dalam kajian. Nilai token listrik prabayar yang bisa dibeli di ATM Bukopin maupun PPOB Bukopin mulai dari Rp 20.000, Rp 50.000, Rp 100.000, Rp 250.000 dan Rp 500.000. (THT)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com