Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama Kali, Neraca Dagang Kita Minus

Kompas.com - 04/06/2008, 10:11 WIB

JAKARTA,RABU - Mengejutkan! Rapor neraca perdagangan Indonesia padu bulan April 2008 berwarna merah. Nilai ekspor kita ternyata lebih kecil daripada nilai impor. Padahal, sudah lama sekali menjadi tradisi, neraca perdagangan Indonesia selalu positif.

Minusnya neraca perdagangan kita tampak pada data, Badan Pusat Statistik (BPS) yang keluar Senin (2/6). Per April 2008, nilai impor mencapai 11,5  miliar dollar AS, sedangkan ekspor hanya 10,97 miliar dollar AS. Minusnya mencapai 520 juta dollar AS. Data ini pun mengejutkan BPS. "Fenomena ini hampir tidak pernah terjadi sebelumnya," kata Kepala Badan Pusat Statistik Rusman Heriawan, kemarin (3/6).

Yang mencemaskan, minusnya neraca perdagangan April 2008 seolah menjadi gong tren menurunnya ekspor perdagangan Indonesia sejak awal tahun 2008. "Selisih angka ekspor dan impor negara kita sejak awal tahun semakin kecil setiap buIan," tutur Rusman.

Tren masih berlangsung

BPS memprediksi, tren ini masih akan terjadi tiga bulan ke depan. Namun Kepala BPS meminta masyarakat tidak khawatir melihat tren minus ini. Sebab barang impor yang masuk adalah barang modal seperti mesin pabrik. "Ini sinyal pertumbuhan ekonomi," jawab Rusman.

Senada dengan BPS, Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) menilai ekspor Indonesia ke depan belum segera membaik. Sebab negara-negara yang menjadi target ekspor Indonesia sedang menahan diri untuk mengimpor. "Paling cepat sampai IMF dan Bank Dunia mengeluarkan target asumsinya terhadap ekonomi dunia, " kata Kepala BPEN Bachrul Chairi.

Sementara Ketua Umum Kadin MS Hidayat menyarankan pemerintah dan pengusaha segera membuat terobosan baru. Misalnya menciptakan mesin sendiri. "Selama tak ada terobosan, neraca perdagangan akan defisit terus," tandasnya.

Minusnya neraca perdagangan Indonesia bisa menimbulkan dampak yang panjang. Jika tren berlanjut, otomatis nilai tukar rupiah kita akan semakin tertekan. Jika rupiah melemah, inflasi bakal makin tinggi karena sebagian besar barang kita adalah barang impor. Yang juga mencemaskan, minusnya neraca perdaganganini justru terjadi di saat harga ko moditas andalan Indonesia, seperti batubara dan minyak sawit, sedang tinggi-tingginya. (Sanny Cicilla, Badrut Tamam, Hans Henricus .)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com