Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sayalah Noorsyaidah, Orang yang Sakit Aneh Itu (21)

Kompas.com - 12/07/2008, 12:48 WIB

PENYAKIT misterius yang dialami Noorsyaidah mengguncang dunia medis di negeri ini. Andai saja kasus itu tak terendus wartawan Tribun Kaltim, mungkin penduduk di seantero negeri ini tak akan pernah tahu bahwa ada manusia yang tengah menderita bertahun-tahun. Kini fenomena itu menjadi sorotan pers nasional dan internasional. Bagaimana ceritanya sehingga Tribun berhasil mendapatkan liputan eksklusif itu? Berikut penuturan Muhammad Khaidir, sang wartawan yang kali pertama mengendus berita itu.

Jumat (4/7) siang sekitar pukul 13.00 Wita, saya bersama beberapa teman sengaja datang ke arena olahraga di Samarinda, sekadar melepas lelah sebelum melakukan liputan lain seperti yang telah direncanakan redaktur. Baru sepuluh menit nongkrong di tempat itu, tiba-tiba handphone berbunyi.

Rupanya sang penelepon adalah seorang rekan yang selama ini akrab dengan saya. Dari balik telepon ia bercerita bahwa ada seorang ibu yang mengidap penyakit aneh. Teman itu mengusulkan agar penderitaan wanita tersebut diangkat di media. Siapa tahu ada hamba Allah yang ringan tangan dan mau membantu mengatasi penyakitnya. Mendengar penjelasan itu, saya meminta agar ia segera menemui saya. Apalagi dia berjanji akan membawa foto-foto wanita itu.

Dua puluh menit kemudian, teman saya datang. Ia memperlihatkan foto seorang wanita dengan perut penuh kawat. Foto-foto itu diabadikannya melalui pesawat handphone N70. Semula saya tidak percaya. Tapi rekan yang satu ini tetap meyakinkan saya. "Ini penyakit langka dan aneh. Ibu ini sudah puluhan tahun menderita. Kasihan dia menderita seperti itu," bisiknya.

Saat itu saya merenung sebentar, mencari akal bagaimana caranya saya bisa meyakinkan redaktur agar berita itu dimuat.

Oke... Saya putuskan, esok saya akan menemui wanita itu. Kemudian saya meminta nomor handphone keluarga penderita, berikut alamat rumahnya. Setelah itu saya sedikit bercanda dan mengatakan bahwa penyakit seperti itu adalah sesuatu yang biasa saja. Paling hanya bulu-bulu tebal atau akar serabut yang tumbuh di tubuh manusia.

Minggu (6/7) siang, berdasarkan rute yang diberikan keponakan Noorsyaidah, saya  berkeliling selama lebih kurang setengah jam ke sana kemari mencari Jl Merdeka III/68. Aduh, rumitnya minta ampun. Jujur saja, saya agak kesulitan menemukan alamat itu. Bahkan, saya sempat putus asa dan berniat untuk melakukan pencarian keesokan harinya.

Ketika hendak balik badan, tiba-tiba keponakan wanita itu menelepon saya. Dia lalu memberi petunjuk jalan mana saja yang harus saya lalui untuk menuju ke rumahnya. Sesampainya di depan rumah berukuran 4 x 6 berwarna oranye, saya sempat berpikir sejenak.

Dalam hati saya mengatakan, apa ada yang keliru atau yang salah. Tak seperti yang saya bayangkan dari awal, rupanya penghuni rumah itu cukup berada. Di depan rumahnya ada sebuah mobil Honda Jazz berwarna hitam dan Panther berwarna biru.

Sambil melangkahkan kaki penuh keraguan, saya beranikan diri masuk ke dalam rumah. Rupanya, saya sudah ditunggu-tunggu oleh Risca, keponakan Noor, dan Siti Robiah dan suaminya Yani, kakak kandung Noor, serta seorang perempuan mengenakan kaus berwarna merah.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com