Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Menimba Ilmu dari Prof Muhammad Yunus

Kompas.com - 28/07/2008, 13:52 WIB

JIMBARAN, SENIN - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang baru saja bertemu dengan pemenang Nobel Perdamaian 2006 Prof Muhammad Yunus di ruang 2117 Hotel Intercontinental Bali, Jimbaran, Bali, Senin (28/7) siang waktu setempat, mengaku banyak menimba ilmu dari pengalamannya memberikan bantuan kredit mikro dan memimpin Grameen Bank yang dipimpinnya.

"Kami bertukar pikiran dan berdiskusi, bukan hanya soal strategi dan kebijakan, akan tetapi juga langkah-langkah teknis dan kegiatan nyata untuk mengurangi kemiskinan, utamanya melalui pemberian kredit mikro. Banyak sekali yang kami timba dari pengalamannya di Grameen Bank dan pengalaman pribadi Prof Muhammad Yunus," ujar Presiden, dalam pernyataannya kepada pers.

Menurut Presiden, Pemerintah Indonesia terus mengembangkan strategi dan kebijakan untuk memberikan kredit UKM dan kredit mikro untuk mengurangi kemiskinan. "Bagi kelompok miskin yang di bawah, kita memberikan program safety net atau bantuan langsung tunai (BLT). Sedangkan bagi kelompok yang lebih berdaya, tetapi belum berdaya benar, pemerintah memberikan empowerment atau program pemberdayaan masyarakat untuk membangun infrastruktur yang dibangun oleh mereka sendiri," kata Presiden.

Program yang ketiga, tambah Presiden, ada kredit untuk rakyat (KUR), yang baru dikembangkan setahun yang lalu. "Program ini ternyata klop benar dengan pikiran Prof Muhammad Yunus, karena langsung kepada rakyat dan tanpa jaminan," lanjut Presiden.

Peran swasta

Presiden Yudhoyono juga mengemukakan adanya diskusi yang mendalam dengan Prof Muhammad Yunus mengenai kegiatan penyaluran kredit bagi UKM dan kredit mikro, yang tidak hanya dijalankan oleh pemerintah, tapi juga nonpemerintah, seperti swasta, antara lain perbankan milik negara. "Dengan cara ini, biarlah bank-bank berhubungan langsung dengan masyarakat dan masyarakat tumbuh jiwa kewirausahaannya agar bisa berhasil, daripada pemerintah menjalani hal-hal yang teknis," ujar Presiden.

Tentang hasil dari konferensi mengenai UKM dan kredit mikro yang dihadiri banyak peserta, Presiden Yudhoyono berharap hasilnya benar-benar bisa konkret dilakukan untuk membantu rakyat miskin. "Delegasi Indonesia kita harapkan dapat benar-benar menggali dan menimba ilmu dan pengalaman negara lain yang terbukti sukses menjalankan kredit UKM dan kredit mikro ini. Tidak usah malu untuk untuk menimba pengalaman dari sana," ujar Presiden.

Pertemuan dengan Prof Muhammad Yunus dilakukan setelah Presiden Yudhoyono membuka The Asia-Pacific Regional Microcredit Summit 2008 di Bali International Convention Centre (BICC), Nusa Dua, Bali, Senin pagi. Dalam pertemuan dengan Prof Muhammad Yunus, Presiden Yudhoyono didampingi Gubernur Bank Indonesia (BI) Boediono, Pelaksana Tugas (Plt) Menko Perekonomian yang juga Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menko Kesra Aburizal Bakrie, dan Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com