Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPOM: Razia Produk China Terus Dilakukan

Kompas.com - 24/09/2008, 19:19 WIB

JAKARTA, RABU - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Husniah Rubiana Thamrin Akib mengatakan hingga kini pihaknya masih terus melakukan razia terhadap susu dan produk susu yang diimpor dari China.

"Kami masih terus mencari, sebagian belum ditemukan. Beberapa produk yang sudah ditemukan sedang diperiksa," katanya kepada pers di Jakarta, Rabu.

Upaya itu, katanya, dilakukan untuk melindungi masyarakat dari kemungkinan mengonsumsi susu dan produk susu bercampur melamin asal Cina yang telah mengakibatkan puluhan ribu bayi di negara itu sakit dan beberapa diantaranya meninggal dunia.

Husniah, yang akrab disapa Ance, menjelaskan pula bahwa distributor pun sudah mulai menarik produk susu asal China sebagaimana yang diperintahkan BPOM pada 23 September 2008.

Namun dia belum bisa menyebutkan jumlah total produk makanan mengandung susu asal China yang sudah ditarik dan disegel.

"Sekarang masih dikompilasi, mungkin beberapa hari lagi selesai, karena ini kan dilakukan di seluruh Indonesia," katanya serta menambahkan produk yang ditarik untuk sementara akan disegel supaya tidak diperjualbelikan sampai ada pemberitahuan lebih lanjut dari BPOM.

Ia menjelaskan pula bahwa hingga kini BPOM juga belum menetapkan batas waktu penarikan susu dan produk susu asal China karena situasi di Cina masih terus berubah.

"Kami belum tentukan kapan batas akhirnya karena hingga kini situasi di China juga masih berubah terus. Bila sebelumnya hanya ada 12 perusahaan yang masuk daftar hitam, lalu bertambah jadi 22 dan sekarang katanya sudah 30 perusahaan," katanya.
 
Lebih lanjut dia menjelaskan, produk susu yang ditarik selanjutnya akan diperiksa dan hasil pemeriksaannya akan diumumkan kepada publik jika sudah selesai.
    
Produk makanan mengandung susu yang terdaftar di BPOM dan sedang ditarik dari peredaran adalah Jinwei Yougoo (susu fermentasi), Guozhen (susu bubuk full cream), Meiji Indoeskrim Gold Monas, Oreo (stick wafer, chocolate sandwich cookie), M&M’s (kembang gula), Snickers (biskuit), Dove Choc (kembang gula), Merry X-Mas (kembang gula), Penguin ( kembang gula), Nestle Nesvita Materna (makanan ibu hamil dan ibu menyusui), Nestle Milkmaid (selai susu).
    
"Tetapi produk dengan merek yang sama yang diproduksi di dalam negeri dengan kode nomor registrasi MD tetap boleh beredar dan dikonsumsi," kata Ance.
    
Menurut Ance, tidak semua produk yang terdaftar di BPOM itu sudah masuk ke Indonesia melalui jalur legal. Beberapa di antaranya seperti Guozhen, Nestle Nesvita Materna dan Nestle Milkmaid belum sempat diimpor atau setidaknya BPOM belum mengeluarkan izin edar produk tersebut di Indonesia.
    
Selain mengeluarkan keterangan tentang merek produk Cina yang terdaftar, BPOM juga mengumumkan 13 produk Cina mengandung melamin yang diumumkan oleh Agri-Food and Veterinary Authority (AVA) Singapura.
    
Ketiga belas produk tersebut adalah Natural Choice (Yoghurt Flavoured Ice Bar With Real Fruit), Yili Bean Club (Matcha Red Bean Ice Bar, Red Bean Ice Bar), Yili Prestige Chocliz (Dark Chocolate Bar), Yili Super Bean (Red Bean Chestnut Ice Bar), Nestle Dairy Farm (susu UHT), Yili High Calcium (susu rendah lemak), Yili High Calcium (susu), Yili 250 ml (Pure Milk), Yili satu liter (Pure Milk), Dutch Lady ( Strawberry Flavoured Milk), White Rabbit (kembang gula), dan Yili Choice (Dairy Frozen Yoghurt Bar With Real Peach and Pineapple Fruit Pieces).
    
"Ini tetap diumumkan karena meski tak terdaftar di sini ada kemungkinan produk ini masuk ke daerah-daerah tertentu di Indonesia yang berbatasan dengan Singapura," katanya.
    
Menurut informasi dari Departemen Kesehatan China, ribuan kasus batu ginjal dan beberapa kematian bayi yang terjadi sporadik di negara itu terjadi akibat susu formula bercampur melamin yang diproduksi Sanlu Co.Ltd.
    
Informasi dari Administration of Quality Supervision, Inspection and Quarantine (AQSIQ) Cina menyebutkan, melamin juga ditemukan dalam susu cair yang diproduksi Mengniu Dairy Corp. Co., Yili Industrial Co. dan Shanghai-based Bright dairy.
    
Hingga saat ini pemerintah Cina mengumumkan 22 perusahaan susu yang produknya mengandung melamin namun tak ada di antara perusahaan itu yang produknya terdaftar beredar di Indonesia.
    
Melamin adalah bahan kimia yang biasanya digunakan sebagai campuran dalam pembuatan plastik dan pupuk. Perusahaan-perusahaan di Cina tersebut mengencerkan produk susunya untuk kemudian mengentalkannya lagi dengan melamin.
    
"Lembaga pemeriksa bisa tidak mengetahui cemaran melamin ini karena melamin bukan bahan tambahan makanan dan bukan parameter pengukuran kualitas susu, jadi selama ini tak ada pemeriksaan kadar melamin dalam susu. Ketika memeriksa kualitas susu yang dideteksi adalah cemaran fisik, kimia dan mikroba saja," demikian Husniah Rubiana Thamrin Akib.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com