Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Jelas Operasional Bus Koridor VIII, IX, X

Kompas.com - 27/10/2008, 21:10 WIB

JAKARTA, SENIN - Hingga akhir Oktober, pengoperasian bus Transjakarta koridor VIII (Lebak Bulus-Harmoni), IX (Pinang Ranti-Pluit), dan X (Cililitan-Tanjung Priok) belum jelas. Padahal, infrastruktur senilai Rp 350 miliar dari pos anggaran Dinas Perhubungan DKI itu sudah banyak yang rusak.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, M Tauchid mengatakan, keterlambatan itu terjadi karena hingga kini belum ada kata sepakat mengenai tarif tempuh per kilometer (km) pada koridor sebelumnya, IV, V, VI, dan VII. Pihaknya hingga kini masih menunggu hasil negosiasi atas perbedaan yang terjadi untuk tarif tempuh tersebut yang sedang dibahas Badan Pemeriksaan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Perbedaan tarif terjadi setelah operator hasil lelang pada Desember tahun lalu menawarkan tarif Rp 9.700 per km. Sementara kesepakatan bersama Pemprov DKI dan konsorsium di koridor ini adalah Rp 12.885 per km.

Dalam hal tarif tempuh yang akan disubsidi Pemprov DKI kepada operator, kata Tauchid, hingga kini belum ada kata sepakat antara Badan Layanan Umum (BLU) Bus Transjakarta Dinas Perhubungan DKI dengan PT Jakarta Trans Metropolitan (JTM), konsorsium koridor IV dan VI dan PT Jakarta Mega Trans (JMT) konsorsium koridor V dan VII, serta operator baru koridor itu PT Eka Sari Lorena dan PT Primajasa.

"Perbedaan tarif per kilometer di koridor IV, V, VI, dan VII sangat mempengaruhi tarif tempuh yang akan diberlakukan pada tiga koridor selanjutnya. Tarif per kilometer itu akan menjadi pertimbangan untuk koridor VII, IX, dan X," kata Tauchid dalam Diskusi Terbatas di Divisi Penelitan dan Pengembangan (Litbang) Harian Umum Kompas.

Pengadaan bus

Kendala lain sehingga tiga koridor terakhir belum beroperasi, jelas Tauchid, akibat pengadaan bus yang hingga kini belum tersedia. Pengadaan bus, lanjut Kadishub, akan dilakukan setelah tarif tempuh empat koridor sebelumnya ditetapkan. "Sejauh ini bus belum tersedia karena kami masih mencari sistem terbaik untuk pengelolaan bus. Apakah akan dilakukan tender terlebih dulu atau pengadaan dilakukan oleh konsorsium, seperti yang terjadi selama ini," katanya.

Berdasarkan kebutuhannya, jumlah bus di tiga koridor itu 206 armada. Di antaranya koridor VIII sebanyak 45 armada (hasil lelang), koridor IX 97 armada (56 disediakan konsorsium dan 41 oleh operator hasil lelang), dan koridor X sebanyak 64 armada (37 armada oleh konsorsium dan 27 armada oleh operator hasil lelang). "Konsorsium tetap mendapat hak pengadaan bus," kata Tauchid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com