Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini Jepang Berlakukan Pelarangan "Short Selling"

Kompas.com - 28/10/2008, 10:20 WIB
TOKYO, SELASA — Otoritas bursa perdagangan Jepang akhirnya mengambil langkah tegas. Setelah kejatuhan indeks saham selama lima hari dan merupakan yang terendah sejak Oktober 1982, Pemerintah Jepang akhirnya melarang aksi short selling sejumlah saham.

Menurut Menteri Keuangan Jepang Shoichi Nakagawa, pelarangan sementara atas aksi yang juga dikenal dengan transaksi naked short selling ini akan berlaku efektif mulai hari ini. Padahal, tadinya, peraturan tersebut akan diberlakukan mulai 4 November.

Namun, parahnya kondisi bursa membuat Pemerintah Negeri Sakura itu mempercepat pemberlakuan peraturan. Asal tahu saja, dalam lima hari belakangan, indeks acuan Jepang Nikkei 225 Stock Average sudah anjlok 24 persen. Penurunan ini diakibatkan penguatan yen yang semakin menggerus pendapatan para eksportir, seperti Canon Inc.

Catatan saja, dalam aksi short selling, seorang investor ataupun institusi, dapat menjual saham meskipun belum memilikinya. Biasanya strategi ini dilakukan ketika investor tersebut yakin harga saham itu akan turun pada hari yang sama, sehingga dia bisa membeli kembali ketika harga lebih rendah pada saat dia menjualnya.

Para penentu kebijakan di beberapa negara, termasuk AS, Australia, dan Inggis, sudah memberlakukan pelarangan terhadap short selling. Peraturan ini ditujukan untuk mengurangi tingkat volatilitas pada pasar saham yang sudah anjlok 50 persen dalam setahun belakangan.

Sementara itu, Gubernur Bank Sentral Jepang Hirohide Yamaguchi kemarin mengatakan, pihaknya saat ini tengah mempertimbangkan untuk membeli saham-saham di sejumlah perusahaan Jepang yang dimiliki oleh bank komersial setelah terjadinya keanjlokan saham terparah dalam 26 tahun terakhir.

"Kami sudah mendiskusikan hal ini dengan Perdana Menteri bahwa dalam beberapa hari ke depan merupakan saat genting bagi pasar Jepang, kecuali kita mengimplementasikan kebijakan baru yang tepat dalam mengatasi krisis ini. Kita akan menghadapi masalah yang sangat serius. Kita harus memiliki peraturan yang dapat berjalan beriringan dengan peraturan di AS ataupun Eropa," papar Nakagawa. (Barratut Taqiyyah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com