Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bus Kota dan Mikrolet Mati Suri

Kompas.com - 13/11/2008, 18:59 WIB

Laporan Wartawan Kompas.com Egidius Patnistik

JAKARTA, KAMIS - Pengusaha angkutan umum di Jakarta, mulai mikrolet sampai bus kota mengaku dalam kondisi sekarat saat ini. Mereka masih terhimpit krisis ekonomi dan diperburuk lagi dengan kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang menganaktirikan angkutan umum diluar bus Transjakarta. "Bus kota sudah mati suri, mati nggak, tapi hidup juga susah. Dengan adanya busway, kami malah terpinggirkan lagi," kata Gusti Ngurah Oka, dari Mayasari Bakti pada acara temu unsur pengusaha dengan Dewan Transportasi Kota (DTK) DKI  Jakarta di gedung Jakarta Media Center (JMC), Kamis (13/11).

Oka yang sudah 30 tahun jadi pengusaha angkutan umum dengan bendera Mayasari Bakti mengemukakan, dari 1.544 armada Mayasari saat ini, hanya sekitar 40 persen yang laik jalan. "Itu pun agar bisa jalan, kami lakukan kanibal," katanya.

Artinya, lanjut Oka, Mayasari tidak mampu membeli suku cadang baru. "Untuk memperbaikinya, terpaksa memakai spare-part dari kendaraan alain. Risikonya, kendaraan yang diambil spare-part nya tidak bisa beroperasi," ujarnya.

Dengan hadirnya bus Transjakarta, ruang gerak angkutan umum lain yang sudah puluhan tahun beroperasi di Jakarta makin dipersempit. Oka mengatakan beberapa operator bus kota yang lama seperti Mayasari Bakti diajak menjadi konsorosium operator bus Transjakarta. "Namun sampai saat ini sudah 2 tahun kami jadi operator busway, status legal kami tidak jelas. Tidak pernah ada PKS (perjanjian kerja sama-Red)," katanya.

Sejumlah pengusaha lain yang hadir saat itu juga mengeluhkan hal serupa. John Saragih dari  Metromini mengataan, kehadiran bus Transjakarta telah meminggirkan pengusaha angkutan umum yang lama. "Seharusnya kehadiran busway tidak boleh menganaktirikan angkutan umum yang lama," ujar John.

Sementara Maksun Sukarta, dari Koperasi Wahan Kalpika (KWK) mengatakan Pemprov DKI Jakarta bertindak tidak adil dengan mengistimewakan bus Transjakarta dan mengabaikan jenis angkutan lain yang telah lebih dulu eksis.

Berdasarkan data dari Ditlantas Polda Metro Jaya per Oktober 2008, jumlah angkutan umum di Jakarta hanya 2 persen atau sebanyak 308.377 unit dari total kendaraan yang ada di Jakarta yaitu 9.529.256 unit. Ironisnya, 2 persen angkutan umum itu melayani 49 persen dari 17,2 juta perjalanan warga Jakarta. Jenis kendaraan terbanyak saat ini adalah sepeda motor yakni 6.663.564 unit disusul mobil pribadi 2.021.168 unit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com