Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Likuiditas Harus di Segala Bidang

Kompas.com - 18/11/2008, 20:38 WIB

JAKARTA, SELASA - Dewan Pakar Dekopin Deswandy Agusman, mengatakan, harus ada Kredit Usaha Tani (KUT) versi baru sebagai bentuk pemerataan likuiditas di pedesaan untuk menekan meluasnya dampak krisis global di sektor riil. "Model pinjaman seperti KUT bisa menjadi solusi," kata Deswandy di Jakarta, Selasa (18/11).
    
Ia mengatakan, kredit model KUT harus dipikirkan lagi agar tidak terulang kesalahan yang lalu.
    
Menurut dia, pada dasarnya program-program model KUT merupakan solusi untuk memeratakan likuiditas di pedesaan. "Semua orang sudah tahu kegagalan IMF di Indonesia dan IMF sendiri mengakui kebijakan TMP (tight money policy) gagal diterapkan di Indonesia," katanya.
    
Dalam kebijakan tersebut, pemerataan likuiditas tidak terjadi karena sebagian besar dana disuntikkan pada sektor makroekonomi sehingga sektor riil tidak berjalan. Padahal, untuk menekan dampak krisis finansial likuiditas harus masif baik di perkotaan maupun pedesaan.
    
Deswandy mencontohkan, pada 1998 KUT berhasil menyalurkan Rp10,8 triliun kepada para petani di pedesaan tetapi gagal di perkotaan. Pasalnya, bank-bank kolaps di dalam kota.
    
Meksiko, misalnya, dapat menekan krisis keuangan besar yang terjadi di negara itu yang lebih dikenal dengan nama tequila crisis dengan salah satunya memasifkan likuiditas secara merata.
    
"Pemerintah Meksiko tidak memikirkan market mekanism melainkan bertindak cepat untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat dalam bidang ekonomi dan memasifkan likuiditas baik di kota maupun di desa," katanya.
    
Oleh karena itu, ia menyarankan agar ada semacam skim kredit bagi masyarakat di pedesaan menyerupai KUT tentunya dengan versi yang baru. "Kita tahu ada yang pernah trauma dengan KUT tetapi ada juga yang terbantu dengan kredit semacam ini," katanya.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Whats New
Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Spend Smart
Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Whats New
Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Whats New
Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com