Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Tanpa Modal, Sekarang Punya Ratusan Karyawan

Kompas.com - 09/02/2009, 09:03 WIB

Apakah Anda pernah mencoba kue wafel yang terbuat dari bahan dasar sukun? Atau bahkan mi yang dibuat dari singkong? Rasanya tidak kalah nikmat dibandingkan bila dibuat dari tepung terigu. Bahkan, yang ini lebih banyak mengandung serat ,vitamin, dan gizi karena dibuat dari buah.

Dibalik resep unik ini, penggagasnya adalah Rosita Doddy (55), pemilik katering Pangan Selaras. Bahkan, masakan buatannya ini digandrungi ibu-ibu pejabat. "Biasanya mereka pesan untuk arisan atau acara-acara lainnya," kata Rosita.

Padahal, usaha yang dirintis sejak tahun 1982 ini hanya berawal dari sekedar hobi dan tanpa modal. Semula, Rosita yang hobi masak ini kerap mendapat pesanan dari tetangganya. Biasanya, konsumen Rosita memberi uang terlebih dahulu saat memesan masakan.

Oleh Rosita, uang tersebut digunakan untuk belanja bahan baku, sedangkan keuntungan yang didapat disisihkan untuk membeli peralatan, seperti cetakan kue dan oven. "Lama-lama ngumpul banyak dan bisa mencoba beragam resep. Jadi, lebih banyak kreasi, banyak yang pesan," kata Rosita.

Kala itu, cara pemasarannya juga hanya dari mulut ke mulut. Semakin lama, usaha Rosita kian berkembang. Rosita yang lulusan Teknik Sipil Institute Teknik Sepuluh Nopember, Surabaya, ini, lantas bergabung dengan Asosiasi Perusahaan Jasa Boga (APJI).

Dengan mengikuti organisasi, Rosita mengaku, banyak memperoleh wawasan mengenai cara pemasaran. Konsumennya kian bertambah dan perusahaannya mulai dikenal berbagai pihak, termasuk sejumlah departemen pemerintah.

Rosita juga diserahi tugas untuk program ketahanan pangan. Tugasnya adalah membuat beragam masakan dengan bahan dasar selain tepung terigu. Dia juga dituntut agar penampilan hasil masakannya menarik saat dihidangkan. Alhasil, Rosita kerap melakukan berbagai eksperimen untuk mengetahui karakter tepung.

Bila tepung terigu memiliki glutan yang membuat adonan menjadi berkembang, sejumlah tepung dari bahan dasar buah tidak memilikinya sehingga susah mengembang. "Jadi, harus diakali bagaimana agar tetap mengembang. Sedikit ada campurannya," tutur Rosita.

Selain itu, Pangan Selaras juga menyediakan makanan tradisional, seperti aneka bubur, kue lupis, dan serabi. Rosita juga menjual hasil masakannya di kafe yang dirintisnya, yakni Kafe Indosat, Jalan Medan Merdeka, Jakarta.

Untuk mi bendo misalnya dijual dengan harga sekitar Rp 10.000-Rp 15.000 per porsi, sedangkan untuk wafel dijual dengan harga sekitar Rp 10.000 per bungkus berisi delapan buah. Sayangnya, untuk masalah omzet Rosita enggan mengatakannya secara gamblang. "Yang penting bisa bayar karyawan sekitar 100-200 orang dan bisa bayar pajak," ujar Rosita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BW Digital dan Anak Usaha Telkom Bangun Sistem Komunikasi Kabel Laut Hubungkan Australia, RI, Singapura

BW Digital dan Anak Usaha Telkom Bangun Sistem Komunikasi Kabel Laut Hubungkan Australia, RI, Singapura

Whats New
Garuda Indonesia Hentikan Sementara Operasional Pesawat yang Alami Insiden Mesin Terbakar

Garuda Indonesia Hentikan Sementara Operasional Pesawat yang Alami Insiden Mesin Terbakar

Whats New
IHSG Diperkirakan Akan Melemah, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Akan Melemah, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Ditopang Data Inflasi AS, Wall Street Berakhir di Zona Hijau

Ditopang Data Inflasi AS, Wall Street Berakhir di Zona Hijau

Whats New
Masih Terkendali, Inflasi AS Bulan April Turun Jadi 3,4 Persen

Masih Terkendali, Inflasi AS Bulan April Turun Jadi 3,4 Persen

Whats New
Fitch Ratings Proyeksi Defisit Anggaran Pemerintahan Prabowo-Gibran Melebar Dekati 3 Persen

Fitch Ratings Proyeksi Defisit Anggaran Pemerintahan Prabowo-Gibran Melebar Dekati 3 Persen

Whats New
RI Raup Rp 14,8 Triliun dari Ekspor Tuna, Pemerintah Harus Jaga Populasinya

RI Raup Rp 14,8 Triliun dari Ekspor Tuna, Pemerintah Harus Jaga Populasinya

Whats New
OJK Sebut Porsi Pembiayaan Kendaraan Listrik Baru 0,01 Persen

OJK Sebut Porsi Pembiayaan Kendaraan Listrik Baru 0,01 Persen

Whats New
Rencana Merger XL Axiata dan Smartfren Masuk Tahap Evaluasi Awal

Rencana Merger XL Axiata dan Smartfren Masuk Tahap Evaluasi Awal

Whats New
[POPULER MONEY] 2.650 Pekerja Pabrik di Jabar Kena PHK dalam 3 Bulan Terakhir | Percikan Api Bikin Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara

[POPULER MONEY] 2.650 Pekerja Pabrik di Jabar Kena PHK dalam 3 Bulan Terakhir | Percikan Api Bikin Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara

Whats New
Mesin Pesawat Garuda Terbakar Usai 'Take Off', Kemenhub Lakukan Inspeksi Khusus

Mesin Pesawat Garuda Terbakar Usai "Take Off", Kemenhub Lakukan Inspeksi Khusus

Whats New
Apa Itu Saham Syariah? Simak Pengertian dan Karakteristiknya

Apa Itu Saham Syariah? Simak Pengertian dan Karakteristiknya

Earn Smart
Simak 3 Tips Melunasi Pinjaman Online secara Efektif

Simak 3 Tips Melunasi Pinjaman Online secara Efektif

Whats New
Cara Migrasi PLN Pascabayar ke Prabayar lewat Aplikasi

Cara Migrasi PLN Pascabayar ke Prabayar lewat Aplikasi

Whats New
PLN Akan Tambah 111 SPKLU di Berbagai Lokasi 'Rest Area' Tol

PLN Akan Tambah 111 SPKLU di Berbagai Lokasi "Rest Area" Tol

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com