Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laba SingTel Turun akibat Kurs

Kompas.com - 10/02/2009, 20:26 WIB

SINGAPURA, SELASA — Perusahaan telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara, Singapore Telecommunications (SingTel), pada Selasa (10/2) melaporkan laba bersih kuartal ketiga jatuh 16,1 persen akibat depresiasi mata uang yang menyusutkan pendapatannya.
   
SingTel mengatakan kinerjanya kuat di Singapura dan Australia. Namun, beberapa aliansi regionalnya di Indonesia, Filipina, dan Pakistan melemah. "Kelesuan ekonomi dunia telah mulai berdampak pada grup usaha," kata perseroan yang mayoritas sahamnya dimiliki Dana Kekayaan Pemerintah Singapura Temasek Holdings.
   
Laba bersih dalam kuartal ketiga hingga 31 Desember adalah 799 juta dollar SG (532,7 juta dollar AS). Angka ini turun dari 952 juta dollar SG pada periode sama tahun sebelumnya, katanya.

Pendapatan operasi turun 3,2 persen menjadi 3,7 miliar dollar AS. Namun, pendapatan itu akan naik 14 persen jika dollar Australia (AU)—yang melemah 23 persen terhadap dollar Singapura (SG)—masih stabil, kata Sing Tel. "Grup usaha dilaporkan masih kuat kinerjanya di Australia dan Singapura, yang di kuartal itu mencatat pertumbuhan pendapatan dua digit di tengah lingkungan ekonomi yang melambat," katanya.
   
Diungkapkannya, penguatan dollar SG yang relatif terhadap dollar AU dan mata uang regional lainnya telah memberi dampak ke hasil akhir.
   
SingTel memiliki anak perusahaan yang dimiliki penuh di Australia, Optus. Ia juga memiliki sebagian saham di AIS (Advanced Info Service) Thailand, Bharti India, Globe Telecom Filipina, Telkomsel Indonesia, Pacific Bangladesh Telecom, dan Warid Telecom Pakistan.
   
Porsi laba sebelum pajak dari aliansi turun 24 persen atau 156 juta dollar SG karena depresiasi mata uang regional, yang bila tanpa depresiasi akan turun hanya 13 persen.
    
"Penurunan itu karena kinerja operasional melemah di Telkomsel, Globe, dan Warid, demikian pula kerugian nilai yang dicatat Telkomsel dan Bharti akibat utang mata uang asing," katanya.
   
Telkomsel Indonesia, yang terjebak dalam perang tarif, adalah faktor utama melemahnya operasinya, kata Sachin Mittal, analis telekomunikasi DBS Vickers Securities.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com