Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koridor VIII Belum Siap

Kompas.com - 13/02/2009, 04:04 WIB
JAKARTA, KAMIS - Sejumlah prasarana penunjang operasional bus transjakarta koridor VIII Lebak Bulus-Indosiar hingga Kamis (12/2) dalam kondisi belum siap. Fasilitas jalan di sejumlah titik dalam kondisi rusak dan rambu lalu lintas di sejumlah perlintasan belum tersedia.

Di halte banyak sampah dan kotor. Separator sepanjang 20 kilometer (pergi-pulang) yang rusak belum dirapikan dan sejumlah halte belum memiliki nama.

Fasilitas lainnya yang belum tersedia antara lain petugas pengatur jalan di putaran dan persimpangan jalan. Pompa air di sejumlah halte yang dicuri warga belum terpasang, serta beberapa dahan dan ranting pohon masih dibiarkan membentang ke badan jalan.

Berbagai kekurangan ini terpantau dalam uji coba koridor VIII yang menggunakan bus milik PT Primajasa bernomor polisi B-7035-IV, yang dikemudikan pramudi Novi, Kamis siang.

Dalam uji coba, waktu tempuh perjalanan dari Lebak Bulus hingga Indosiar adalah 1 jam 10 menit. Sementara dari Indosiar menuju Lebak Bulus selama 1 jam 30 menit (arus lalu lintas di beberapa titik padat). Bus sempat mengisi bahan bakar gas selama 15 menit (tanpa ikut dalam antrean panjang bus serupa).

Sejauh pengamatan, jalan rusak terjadi di jembatan layang Kebon Jeruk, serta menjelang dan sesudah Halte Kebayoran Lama. Separator rusak dan belum dirapikan selepas terowongan Kebayoran Lama menuju Pondok Indah. Umumnya halte dalam kondisi kotor, banyak sampah dan debu. Sejumlah petugas membersihkan Halte Simprug dan Permata Hijau.

Di sejumlah perlintasan di Jalan Panjang tidak ada rambu lalu lintas dan lampu penerangan. Kondisi ini membahayakan warga yang akan menyeberang jalan. Sementara tiga pompa air untuk penurasan di Halte Simprug, Permata Hijau, dan Sukabumi Utara belum dipasang kembali.

Ditunda

Melihat kondisi fasilitas penunjang belum siap, Kepala Badan Layanan Umum Bus Transjakarta Daryati Asrining Rini memutuskan menunda peluncuran perdana koridor itu, yang rencananya dilakukan 14 Februari 2009.

”Banyak fasilitas penunjang yang masih harus diperbaiki dan ditambah. Makanya, peluncuran ditunda hingga pekan depan,” ujar Rini. Sebanyak 25 bus bantuan dari pemenang lelang bus koridor IV dan VI PT Primajasa (sebanyak 15 bus), serta V dan VII PT Lorena (10 bus).

Direktur Operasional PT Primajasa Sopi menjelaskan, kondisi jalan koridor VIII lebih rumit daripada koridor IV dan VI. ”Terlalu banyak konflik yang akan dihadapi pengemudi karena banyak putaran dan persimpangan. Selain itu, di sejumlah ruas jalan, armada kami harus menyatu dengan angkutan umum dan pribadi,” ujar Sopi.

Kondisi ini memengaruhi jarak tiba di halte antara satu bus dan bus lain. Jarak tiba antara satu bus dan bus lain di koridor IV dan VI adalah 5-6 menit, sedangkan koridor VIII mencapai 10-20 menit.

Sopi menjelaskan, pihaknya sedang menjajaki tarif rupiah per kilometer yang ditetapkan berdasarkan hasil lelang sebesar Rp 9.500. Tarif yang ditetapkan tersebut berdasarkan perhitungan koridor IV dan VI dengan waktu tempuh kurang dari dua jam untuk satu rit. Sementara di koridor VIII, waktu tempuh lebih dari dua jam untuk satu rit.(PIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com