Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adhi Karya: "A Popular Construction Company"

Kompas.com - 19/02/2009, 07:05 WIB

Usaha untuk tampil beda bagi yang memiliki nama [belakang] dan kemampuan yang kurang lebih sama, ada banyak bentuknya.

Meski dari namanya sudah jelas apa artinya, tetap saja banyak orang yang penasaran dengan asal mula nama group band Koes Plus. Kebetulan dalam band tersebut ada satu orang yang bukan bagian dari keluarga Koeswoyo, yaitu Murry yang menjadi drummer. Padahal ada anggota keluarga Koeswoyo yang sebenarnya drummer yang bagus, Nomo Koeswoyo. Nomo juga adalah ayah penyayi cilik jaman dulu Chicha Koeswoyo yang dikenal dengan lagunya “Heli” yang pertama kali dinyanyikan pertengahan tahun 70-an dan sampai sekarang masih terkenal.

Yang pasti penyebabnya bukan perselisihan di antara anggota keluarga, kalau melihat bahwa para anggota keluarga Koeswoyo dulu bahkan tinggal dalam satu komplek. Generasi kedua mereka, termasuk yang tidak masuk dalam Koes Plus ataupun Koes Bersaudara (dimana Murry sempat diganti Nomo) bahkan pernah membuat group band yang sempat popular. Bagi kami, langkah Nomo yang tidak bergabung dalam group band bersama saudara-saudaranya justru dilakukan untuk menunjukkan eksistensinya.

Kisah yang terjadi dengan keluarga Koeswoyo ini mirip dengan kondisi beberapa perusahaan konstruksi BUMN yang semuanya menggunakan nama “Karya”. Tapi berbeda dengan anggota keluarga Koeswoyo, mereka belum dibentuk dalam satu grup atau holding company. Mau tak mau, mereka akan bersaing satu sama lain, termasuk dalam brand equity.

Kalau Nomo Koeswoyo tampil beda dengan tidak masuk dalam Koes Plus, lain pula yang dilakukan PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), salah satu BUMN konstruksi terbesar di Indonesia. Logo bundar berwarna merah dengan tulisan ADHI di tengahnya bisa ditemukan di depan proyek konstruksi skala besar di berbagai sudut kota Jakarta dan kota besar lainnya. Ini adalah langkah besar ADHI untuk menjadikan dirinya lebih populer dibandingkan dengan BUMN Karya lainnya.

Dengan cara seperti itu, bahkan mereka yang bukan target market langsung ADHI menjadi tahu logo dan namanya. Memang banyak yang penasaran mengapa perusahaan B2B seperti ADHI merasa perlu mendapatkan brand awareness dari konsumen kebanyakan.

Jawaban yang gampang adalah posisi ADHI sebagai sebuah perusahaan public -- pertama diantara BUMN konstruksi lainnya -- sejak 18 Maret 2004. Investor ritel, yang awam terhadap berbagai laporan perusahaan, menjadi gampang mengambil keputusan investasi di perusahaan yang mereka kenali, sekalipun itu perusahaan B2B. Apalagi setelah go-public perusahaan ini mendapatkan exposure di Infrastructure Summit I (2005) dan II (2006).

Dengan mengusung tagline “Beyond Construction”, ADHI berniat berkembang dari sekedar berbisnis di konstruksi, ke EPC (engineering procurement construction) dan investasi. Belakangan, ADHI bahkan sudah merambah bisnis di mancanegara, seperti di Oman, Qatar, India, dan bahkan membentuk anak perusahaan di Singapura. Singkat kata, logo dan tagline baru adalah simbolisasi dari proses pengembangan bisnis ADHI.

Namun kami melihat bahwa terlalu fokus pada growth dapat mengalihkan perhatian manajemen dari upaya memperkuat kapasitas perusahaan men-deliver pekerjaan dengan kualitas tinggi. Bagaimanapun juga, seperti terlihat pada model Besanko, growth tersebut harus diimbangi dengan upaya melakukan efisiensi, yang pada akhirnya akan mendukung kemampuan perusahaan menawarkan harga yang kompetitif bagi customer.

Tampaknya ini disadari betul oleh Bambang Triwibowo, Direktur Utama ADHI yang baru dilantik 19 Juni 2008. Dengan membentuk tim khusus peningkatan efisiensi,peningkatan kompetensi SDM,dan pengurangan biaya bunga, dg mengevaluasi cash flow system yg ada, mantan Direktur Operasi PT Pembangunan Perumahan ini hendak memfokuskan perusahaan pada peningkatan kinerja internal dan juga pada proyek yang sudah berjalan.

Di pihak lain, inovasi yang terus menerus juga menjadi perhatian utama bagi salah satu pemenang penghargaan “CEO Idaman 2008” versi majalah Warta Ekonomi ini. Langkah Bambang Triwibowo tersebut mulai terlihat pada implementasi beton Pre-cast Slab yang inovatif yang pertama kali dilakukan di Indonesia dalam proyek ADHI untuk membangun jalan tol Kanci–Pejagan, yang dimulai Oktober 2008. Selain itu, keberhasilan divisi Penelitian dan Pengembangan yang dibentuknya juga akan dilihat dari dihindarinya reinventing the wheel dalam perusahaan, terutama pada proyek-proyek baru ADHI.

Berbagai langkah penyempurnaan di perusahaan yang pernah mendapat penghargaan sebagai “The Most Admired Company” ini diharapkan bisa mentransformasikan ADHI dari a popular construction company menjadi the most reputable construction company in Indonesia.


"Philip Kotler's Executive Class: 97 Days To Go"

========================================================
Riset untuk artikel ini dijalankan oleh tim MarkPlus Consulting yang dikoordinasi oleh Bayu Asmara, Senior Consultant MarkPlus Consulting.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com