Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Joko Sriyanto, Kuli Bangunan Jadi Juragan Batako (1)

Kompas.com - 25/02/2009, 11:45 WIB

Joko Sriyanto benar-benar beruntung. Keputusannya menekuni bisnis membuat batako telah mengubah hidupnya. Kini, ia menjadi seorang pengusaha sukses dengan omzet miliaran rupiah per tahun. Namun, sebelum sukses menjadi juragan batako, Joko pernah mengalami lika-liku hidup, termasuk menjadi kuli bangunan.

Menjadi pengusaha sukses adalah impian banyak orang. Namun, tak banyak orang yang berani mencapainya tanpa modal yang memadai. Banyak orang beranggapan, untuk menjadi pengusaha sukses harus punya modal besar. Namun, Joko Sriyanto telah mematahkan anggapan itu.

Bagi Joko, modal paling penting adalah kemauan dan keberanian menghadapi risiko. Kedengaran klise, tapi Joko rnembuktikan itulah yang membuatnya berhasil menjadi pengusaha batako dengan omzet miliaran.

Lelaki yang tahun ini berusia 40 tahun cuma lulusan STM. Tapi, kini ia telah menjadi pengusaha sukses yang bisa mengurus bisnis atau sekadar jalan-jalan dengan mengendarai Mercedes-Benz bernomor J 0 KO. "Kemarin saya juga barusan naik haji," tuturnya. Joko yang dulu hidup di rumah berukuran 2 x 6 meter selama 10 tahun, kini tinggal di rumah megah yang berdiri di atas tanah seluas 6.000 m2.

Ya, Joko yang dulunya hidup pas-pasan dan sempat menjadi kuli bangunan kini telah mejadi juragan batako besar dari Sleman. Lewat UD Marga Jaya yang dia dirikan tahun 1999, Joko kini meraup omzet Rp 2 miliar setahun.

Sejumlah perusahaan kontraktor perumahan swasta di Semarang, Tegal, Yogyakarta, dan Solo kini tercatat sebagai pelanggan tetap Joko. Selain itu, Joko juga memiliki 14 truk pengangkut batako dan memiliki sekitar 120 pekerja.

Menurut Joko, semua kesuksesan itu adalah buah kerja keras dan keberuntungan. Ia mengaku tak punya warisan, kecerdasannya pun biasa saja. Semasa sekolah ia bukanlah murid pintar. "Nilai saya jelek terus," tuturnya tersipu.

Joko mengenal usaha batako secara tak sengaja. Pada 1987, Joko muda  bekerja di sebuah bengkel mobil di Jakarta. Setelah beberapa bulan bekerja, ia tak kunjung mendapat upah.

Menyadari diperlakukan semena-mena oleh majikannya, Joko pun minggat. Ia menerima pekerjaan serabutan sekadar untuk bertahan hidup. Apalagi, ia butuh duit buat biaya pulang kampung.

Peluang kerja yang terbuka baginya saat itu adalah menjadi kuli bangunan. "Saya butuh duit, jadi saya terima pekerjaan kasar itu," kenang Joko. Tapi, siapa sangka justru dari pekerjaan kasar itulah pintu keberuntungan Joko mulai terbuka. (Bersambung) (Dessy Rosalina/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com