Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ustaz Lihan Beromzet Puluhan Triliun, Pernah Bergaji Rp 1.500

Kompas.com - 02/03/2009, 09:06 WIB

Ustaz Lihan mungkin salah satu dari sedikit orang yang berhasil membuktikan bahwa kerja keras dan kejujuran, ditambah dengan rasa murah hati, syukur, dan berserah diri kepada Tuhan, dapat menghasilkan buah yang manis. Ustaz Lihan, yang pernah menjadi guru bahasa Inggris dengan gaji Rp 1.500 per hari, adalah salah satu pengusaha sukses yang memiliki omzet puluhan triliun dalam setahun.

Di acara Milad kelompok Tangan di Atas (TAD) ke-3, Minggu (1/3) di Jakarta, pria kelahiran 9 Juli 1974 ini menuturkan kisah hidupnya. Awalnya pada tahun 1995 hingga 1998, pria sederhana ini membaktikan dirinya sebagai guru bahasa Inggris di Solo dengan honor Rp 1.500 per hari.

Sementara itu, ongkos bensin pergi-pulang menuju sekolah saja Rp 2.100. Dengan kata lain, Lihan terpaksa harus nombok Rp 600. Namun Lihan menjalani ini dengan tulus, "Saya memang suka dunia pendidikan, jadi saya jalani saja. Untung waktu itu saya hidup di pondok mertua indah, jadi masih dapat subsidi," kenangnya sambil tertawa di hadapan para wiraswastawan TDA.

Pada suatu hari tahun 1998, kata Lihan, ada seorang bos dari Jakarta datang menemuinya, dan memintanya membantu mencarikan berlian. Lihan pun menyanggupinya. Dengan bekerja sama dengan seorang kawan, Lihan dapat memenuhi permintaan bos tersebut. Atas jasanya, bos tersebut memberikannya komisi. "Fee tersebut saya bagi dua. Itulah pertama kalinya saya mendapat uang beberapa juta. Padahal sebelumnya saya bahkan tidak pernah memiliki uang Rp 100.000," ujar pria bertinggi badan sekitar 155 cm ini.

Kerja sama antara sang bos dan Lihan pun terjalin. Dalam setahun, pria penggemar makanan manis ini mampu mengumpulkan Rp 500 juta. Bingung mendapatkan uang sebanyak itu, Lihan memutuskan menginvestasikan uang tersebut melalui bos tersebut. Namun, bintang Lihan tampaknya belum secerah yang dia harapkan. "Enam bulan kemudian, bos saya ditangkap karena terlibat korupsi. Dengan sendirinya, uang yang saya serahkan pun berpindah tangan," imbuhnya.

Walau sempat terpukul, Lihan tetap berpikir bahwa life must go on. Akhirnya pada tahun 2001, pria yang kini memiliki 13 perusahaan ini kembali menjadi guru bahasa Inggris. Kali ini honornya meningkat menjadi Rp 350.000 per bulan. Beberapa saat berselang, mantan klien bosnya datang menemuinya, dan menawarkan kerja sama serupa. Tawaran tersebut diterima oleh Lihan yang saat itu telah memiliki anak. Sejak itulah Dewi Fortuna mulai memihak kepadanya. "Kami mulai kebanjiran order, bahkan dari Singapura dan negara-negara lainnya," katanya.

Walaupun mulai 'memegang' uang, Lihan tetap sederhana dan menabungkan komisi yang didapatnya. Tidak heran, dalam dua tahun pundi-pundi tabungannya sudah mencapai Rp 2 miliar. Dengan bermodalkan uang tersebut, pengusaha yang mengaku tidak suka sayur ini mendirikan perusahaan pertamanya di kawasan Lebak Bulus dan menamakannya PT Tri Abadi Mandiri.

Usaha berlian Lihan semakin berkibar hingga ke daerah-daerah di Indonesia dan juga China. Kini Lihan memiliki cabang di Banjarmasin, Balikpapan, Lampung, Bandung, Gresik, Sumbawa, dan banyak lagi. Sebagian besar profit yang dihasilkan digunakan kembali untuk memutar roda usahanya.

Lihan juga mengaku tidak segan-segan berbagi rezeki kepada siapa pun yang membutuhkan. Ketika sedang berselancar di dunia maya pada tahun 2003, misalnya, dia membaca kisah seorang pemuda berbakat di suatu daerah yang terpaksa di-PHK oleh perusahaannya. Pemilik situs www.lihan.net ini pun kemudian menghubunginya dan bertanya apakah dirinya memiliki rencana usaha.

Ketika pemuda itu menjelaskan, Lihan tertarik dan mengajaknya bertemu di Bandara Soekarno-Hatta dan memberikannya uang Rp 100 juta. "Waktu itu dia sempat kaget dan mengira itu duit palsu," kenangnya.

Kini, berbagai proposal terus mengalir deras ke rumahnya, mulai dari proposal permohonan dana usaha, kerja sama, hingga pendirian partai. Orang-orang, termasuk residivis pun tak ketinggalan mendatangi rumahnya. "Pokoknya banyak sekali. Proposal di rumah saya tingginya bisa dua meter. Pemda aja kalah," ujarnya sambil tertawa.

Dalam menyeleksi proposal permohonan dana, Lihan mengaku sangat mengandalkan feeling-nya, selain mempertimbangkan jumlah tenaga kerja yang terserap. Feeling-nya terbukti banyak benarnya. Sebagian besar orang yang dibantunya kembali datang kepadanya dan mengucapkan terima kasih. Padahal, dia sendiri sudah melupakannya. "Jadi, kalau tidak ada ilmunya jangan diikutin ya. Don't try this at home," ujarnya berkelakar.

Ustaz ini mengaku tidak memiliki tips-tips khusus dalam sukses berusaha. "Saya hanya bekerja keras, dan shalat 5 waktu," ujarnya. Dalam berbisnis, profit memang penting. Namun bagi Lihan, dalam membuka usaha, profit adalah pertimbangan nomor dua setelah potensi lapangan kerja yang tercipta. Kini, Lihan memiliki sejumlah cita-cita, yakni mendirikan rumah sakit, lembaga ilmu pengetahuan, dan stasiun televisi bernuansa Islami. "Doakan agar rencana saya berjalan baik," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Earn Smart
Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com