Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Akan Kembangkan Gandum

Kompas.com - 18/03/2009, 19:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebagai negara tropis, Indonesia selama ini tidak punya pertanian gandum. Kalaupun ada, skalanya kecil-kecilan untuk konsumsi sendiri. Akan tetapi, tidak lama lagi negeri ini akan mengembangkan pertanian gandum.

CEO PT Bogasari Flour Mills Franciscus Welirang di Jakarta, Rabu (18/3), mengatakan, Jepang siap membantu pengembangan tanaman gandum di Indonesia. Luasnya sekitar 300 hektar, dikembangkan di Nongko Jajar (Jatim) dan Kopeng, Salatiga (Jateng).

Saat ini proyek tersebut masih dalam percontohan dengan areal di Kopeng 150 ha dan Nongko Jajar 150 ha.

"Pengembangan gandum ini akan menggandeng Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga yang telah lama melakukan riset soal tanaman yang dikenal hanya bisa hidup normal di daerah sub-tropis ini," katanya di sela acara Seminar Peran Desain Interior dalam Usaha Bakery. 

Frangky, sapaan akrab Franciscus Welirang, menambahkan, untuk mengembangkan tanaman tersebut, Jepang telah mengucurkan dana Rp 2 miliar guna pembangunan demplot percontohan. 

Pencanangan penanaman perdana untuk proyek demplot tanaman gandum akan dilaksanakan oleh UKSW dengan Departemen Pertanian (Deptan) pada tanggal 24-25 Maret 2009. 

Pada kesempatan itu, Frangky juga membantah apabila dikatakan bahwa tanaman gandum tidak cocok ditanam di Indonesia karena gandum termasuk tanaman sub-tropis, sedangkan Indonesia merupakan daerah tropis.

"Tidak benar itu karena sebagian petani kita sudah lama menanam gandum, dan hasil panenannya dikonsumsi sendiri," katanya. 

Menurut dia, dalam proyek pengembangan tanaman gandum kali ini, Jepang dan UKSW sudah memiliki teknologinya. Meskipun demikian, dia mengakui kalau untuk mengembangkan tanaman gandum secara besar-besaran di Indonesia paling tidak dibutuhkan waktu minimal 20 tahun karena terkait dengan budaya dan tata cara penanaman gandum oleh petani. 

Sebelumnya, Sekretaris Ditjen Tanaman Pangan Departemen Pertanian (Deptan) Anggoro mengatakan, tren konsumsi gandum di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. 

Bahkan, rata-rata tiap tahun, impor gandum Indonesia mencapai 4 juta ton yang berasal dari Amerika Serikat, Kanada, dan Australia. 

Menurut dia, tanaman gandum sulit dikembangkan di Indonesia karena Indonesia beriklim tropis, sedangkan gandum merupakan tanaman yang akan bisa hidup normal di daerah sub-tropis.

"Tapi bukannya tidak bisa ditanam di Indonesia. Hanya daerah-daerah tertentu saja yang bisa ditanami gandum. Terutama di dataran tinggi," katanya saat menjadi pembicara dalam Apresiasi Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) 2009 beberapa hari lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Alfamart Alokasikan Capex Rp 4,5 Triliun Tahun Ini, untuk Apa Saja?

Alfamart Alokasikan Capex Rp 4,5 Triliun Tahun Ini, untuk Apa Saja?

Whats New
Industri Asuransi dan Reasuransi Syariah Cetak Aset Rp 45,10 Triliun sampai Kuartal I-2024

Industri Asuransi dan Reasuransi Syariah Cetak Aset Rp 45,10 Triliun sampai Kuartal I-2024

Whats New
Di Hadapan Investor China, Kemenperin: Kami Berikan Kemudahan, Insentif Fiskal dan Non Fiskal

Di Hadapan Investor China, Kemenperin: Kami Berikan Kemudahan, Insentif Fiskal dan Non Fiskal

Whats New
Alfamart Bakal Bagi Dividen Rp 1,19 Triliun, Simak Jadwalnya

Alfamart Bakal Bagi Dividen Rp 1,19 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Saratoga Bakal Tebar Dividen Rp 298, 43 Miliar

Saratoga Bakal Tebar Dividen Rp 298, 43 Miliar

Whats New
KKP Akan Lepasliarkan 277.800 Ekor Benih Lobster di Perairan Lampung

KKP Akan Lepasliarkan 277.800 Ekor Benih Lobster di Perairan Lampung

Whats New
Grab Naikkan Target Laba 2024, Ini Sebabnya

Grab Naikkan Target Laba 2024, Ini Sebabnya

Whats New
Selamatkan Pemegang Polis, Jiwasraya Siapkan Strategi Jemput Bola

Selamatkan Pemegang Polis, Jiwasraya Siapkan Strategi Jemput Bola

Whats New
Tak Hanya Pendapatan Daerah, Smelter Nikel di Morowali Tumbuhkan Usaha Masyarakat Sekitar

Tak Hanya Pendapatan Daerah, Smelter Nikel di Morowali Tumbuhkan Usaha Masyarakat Sekitar

Whats New
IHSG Ditutup Naik Tembus Level 6.200, Rupiah Menguat Jauhi Rp 16.000

IHSG Ditutup Naik Tembus Level 6.200, Rupiah Menguat Jauhi Rp 16.000

Whats New
Trafik Pengiriman Lion Parcel Naik 40 Persen Selama Ramadhan 2024

Trafik Pengiriman Lion Parcel Naik 40 Persen Selama Ramadhan 2024

Whats New
OJK Sebut Investree Belum Capai Ketentuan Modal Minimum

OJK Sebut Investree Belum Capai Ketentuan Modal Minimum

Whats New
Wajib Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Ini Respons Asosiasi

Wajib Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Ini Respons Asosiasi

Whats New
Gelar Kuliah Umum, Politeknik Tridaya Virtu Morosi Soroti Peran Mahasiswa dalam Perkembangan Industri Hilirisasi

Gelar Kuliah Umum, Politeknik Tridaya Virtu Morosi Soroti Peran Mahasiswa dalam Perkembangan Industri Hilirisasi

Whats New
Alfamidi Blak-blakan soal Penertiban Juru Parkir Liar di Minimarket

Alfamidi Blak-blakan soal Penertiban Juru Parkir Liar di Minimarket

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com