Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom: BI Rate Bakal Babat Suku Bunga

Kompas.com - 02/04/2009, 08:26 WIB

JAKARTA,KOMPAS.com - Kendati inflasi Maret 2009 masih naik tipis dibandingkan Februari 2009, para ekonom tetap yakin Bank Indonesia (BI) akan memangkas suku bunga acuan alias BI Rate pada akhir pekan ini. Kepala Riset Ekonomi Bank Internasional Indonesia (BII) Juniman beralasan, BI akan tetap agresif memangkas BI Rate karena tren inflasi tahunan masih cenderung turun.

Juniman memperkirakan dua skenario penurunan BI Rate. Pertama, BI Rate akan turun 50 basis poin atau 0,5 persen sebagai stimulus pertumbuhan ekonomi. Kedua, BI Rate akan terpangkas 25 basis poin atau 0,25 persen agar nilai tukar rupiah tidak jatuh. "Tapi, seharusnya BI tidak usah terlalu khawatir terhadap rupiah karena saat ini rupiah cenderung stabil," katanya, kemarin (1/4).

Juniman menambahkan, nilai tukar rupiah akan cenderung stabil lantaran Indonesia telah memperoleh sejumlah komitmen pinjaman yang akan menambah pasokan devisa. Selain itu, "Jangan takut dana asing akan hengkang dan membuat rupiah ambrol. Yield yang ditawarkan pemerintah di SUN masih bisa menahan mereka," ujarnya.

Ekonom Citigroup Johanna Chua dalam publikasinya juga meramalkan, BI kemungkinan besar akan memotong BI Rate setelah menurunkan proyeksi pertumbuhan tahun ini dari 4 persen-5 persen menjadi 3 persen-4 persen. "Kami memperkirakan pemangkasan 25 basis poin pada Jumat (3/3) nanti," ujarnya.

Chua menambahkan, penurunan BI Rate yang tidak lagi terlalu agresif akan memberi ruang bagi bank sentral untuk melanjutkan pemangkasan bunga pada bulan-bulan mendatang.

Sementara itu, Ekonom Standard Chartered Bank Eric Alexander Sugandi justru optimistis BI akan memangkas BI Rate sebesar 50 basis poin. "Yang menjadi patokan utama adalah laju inflasi tahunan yang trennya masih akan menurun," ujar Eric.

Seperti halnya Juniman, Eric bilang, BI semestinya tak hanya terpaku menjaga nilai tukar rupiah dalam kebijakan suku bunga. "Rupiah lebih banyak dipengaruhi oleh eksternal," katanya.

Eric melihat, kendati turun 0,5 persen, BI Rate masih mungkin turun lagi di bulan-bulan mendatang. Tapi penurunannya kian terbatas karena banyak bank sulit menyesuaikan bunga kreditnya.

Kepala Ekonom Bank BNI Tony A. Prasetiantono juga menyarankan BI tidak ragu memangkas BI Rate. Tapi, berbeda dengan Eric, ia yakin BI akan bertindak konservatif. Sebab, selain harus mendorong ekonomi yang melambat, BI pun mesti menimbang faktor inflasi yang mulai bergerak naik. "Paling hanya turun 25 basis poin karena inflasi bulanan kali ini naik," ujarnya. (Dyah Megasari/Kontan)

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Whats New
Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Whats New
Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Whats New
MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

Whats New
Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Whats New
Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Whats New
Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Whats New
Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Whats New
Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Whats New
Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Whats New
Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com